WASHINGTON – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (29/6) meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang akan menyingkirkan patung-patung di Capitol Hill yang merupakan bentuk penghormatan bagi tokoh-tokoh sejarah pendukung perbudakan, termasuk tokoh-tokoh yang mengabdi untuk Konfederasi Amerika.
Total 67 anggota parlemen dari Partai Republik bergabung dengan semua anggota dari Partai Demokrat mendukung diloloskannya RUU tersebut, sedangkan 120 anggota lainnya dari kubu Republik menolak. Perolehan suara akhir adalah 285-120.
“Kita seharusnya tidak melupakan sejarah. Kita harus belajar dari sejarah. Namun, kita seharusnya tidak menghormati sejarah yang mengotori prinsip-prinsip yang menjadi pegangan kita,” tutur Pemimpin Mayoritas DPR AS Steny Hoyer, anggota parlemen dari Partai Demokrat perwakilan Maryland sekaligus sponsor utama RUU tersebut.
“Sudah saatnya menyingkirkan simbol-simbol perbudakan, segregasi, dan hasutan itu dari ruangan-ruangan ini,” kata Hoyer.
RUU tersebut akan memerintahkan pembongkaran lebih dari enam patung tokoh Konfederasi yang saat ini dipajang di Capitol sebagai bagian dari National Statuary Hall Collection.
Di bawah aturan yang ada saat ini terkait koleksi tersebut, patung hanya dapat dibongkar setelah mendapat persetujuan dari pemerintah negara bagian yang menyumbangkannya.
Patung-patung yang akan dibongkar mencakup sejumlah tokoh seperti presiden Konfederasi Jefferson Davis, wakil presiden Konfederasi Alexander Hamilton Stephens, dan Wade Hampton, seorang pemilik perkebunan di Carolina Selatan yang menjabat sebagai jenderal Konfederasi selama Perang Sipil AS.
Selain itu, patung mantan ketua Mahkamah Agung Roger Taney, penulis keputusan Dred Scott 1857 yang menyatakan bahwa warga kulit hitam tidak memiliki hak warga negara, juga akan dibongkar. Bust statue Taney akan diganti dengan patung Thurgood Marshall, pria Afrika-Amerika pertama yang menjadi hakim di Mahkamah Agung AS.
Beberapa anggota parlemen dari kubu Republik berpendapat RUU tersebut akan merusak otoritas negara bagian, suatu hal yang tidak perlu, khususnya ketika beberapa negara bagian Selatan sudah bertindak untuk mengganti patung-patung itu.
Pada Desember lalu, patung Robert E. Lee, komandan pasukan Konfederasi, disingkirkan dari Capitol atas permintaan para pemimpin Negara Bagian Virginia. Sebagai gantinya, patung Barbara Johns, seorang aktivis hak sipil yang memimpin aksi mogok pelajar untuk memprotes pemisahan (segregasi) di sekolah, akan didirikan. DPR AS, yang dikuasai oleh kubu Demokrat, pada tahun lalu meloloskan RUU serupa untuk menanggapi unjuk rasa menyuarakan keadilan rasial yang bermunculan di seluruh AS menyusul kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam yang tewas dibunuh mantan polisi Minneapolis.
Saat itu RUU tersebut tertahan di Senat AS yang kala itu dikuasai Partai Republik. [Xinhua]