Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), berbicara dalam wawancara eksklusif dengan Xinhua di kantor pusat IAEA di Wina, Austria, pada 25 April 2022. (Xinhua/Guo Chen)
Pengumuman terkait kunjungan tersebut disampaikan setelah sejumlah laporan baru-baru ini menyatakan bahwa Iran memperkaya uranium hingga mendekati tingkat senjata sekitar 84 persen.
WINA, 2 Maret (Xinhua) — Direktur Jenderal (Dirjen) Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) Rafael Grossi akan melakukan kunjungan ke Teheran untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi atas undangan pemerintah Iran, demikian dikatakan badan itu di akun Twitter-nya pada Kamis (2/3).
Pengumuman tersebut disampaikan setelah sejumlah laporan baru-baru ini menyatakan bahwa Iran memperkaya uranium hingga mendekati tingkat senjata sekitar 84 persen.
Pada 19 Februari, Bloomberg mengutip dua diplomat senior yang mengklaim bahwa inspektur IAEA di Iran mendeteksi uranium yang diperkaya ke tingkat “tepat di bawah yang diperlukan untuk senjata nuklir.” Otoritas Iran telah membantah laporan-laporan semacam itu dalam beberapa hari terakhir.
Foto yang diabadikan pada 11 Maret 2022 ini menunjukkan tampilan luar Hotel Palais Coburg, venue untuk pembicaraan nuklir Iran, di Wina, Austria. (Xinhua/Guo Chen)
Mohammad Eslami, Presiden Organisasi Energi Atom Iran, pada Rabu (1/3) mengatakan bahwa negaranya dan IAEA telah membahas dan memfinalisasi sejumlah isu di tingkat ahli dan mengklaim bahwa tidak ada “penyimpangan” dari aktivitas nuklir damai di negara tersebut.
Eslami menambahkan bahwa selama berada di Teheran, Grossi akan membahas isu-isu pengamanan dan penyelesaian kasus itu.
IAEA mengatakan dalam cuitannya pada Kamis bahwa Grossi akan menggelar konferensi pers sepulangnya dari Teheran ke Wina pada Sabtu (4/3) sore waktu setempat.
Dalam beberapa bulan terakhir, IAEA mengkritik Iran karena kurangnya kerja sama dengan badan tersebut.
Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam sebuah konferensi pers di Teheran, Iran, pada 29 Agustus 2022. Raisi mengatakan Iran tidak berupaya mengembangkan senjata nuklir namun akan menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan sipil. (Xinhua/Situs Web Kepresidenan Iran)
Pada November tahun lalu, Dewan Gubernur IAEA menyetujui sebuah resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Jerman yang meminta Iran untuk bekerja sama dengan para penyelidik badan itu mengenai dugaan “jejak uranium” di sejumlah situs “yang tidak diumumkan”.
Iran telah berulang kali membantah tudingan tersebut dan bersikeras pada sifat damai dari program nuklirnya. [Xinhua]