Belakangan diberitakan bahwa Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Chung Eui-yong menyatakan keprihatinannya atas upaya Jepang untuk mendaftarkan tambang emas yang memiliki keterkaitan masa perang di Pulau Sado sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO ketika mengadakan pembicaraan dengan Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay di Paris pada Selasa (22/2).
Saat diminta mengomentari pernyataan Chung, Juru Bicara Kemenlu China Hua Chunying mengatakan dalam konferensi pers harian bahwa posisi China terhadap isu kerja paksa di Jepang selama Perang Dunia II adalah konstan dan jelas, seraya menyatakan bahwa China memahami dan mendukung sikap Korsel.
Perekrutan paksa dan perbudakan pekerja merupakan kejahatan berat yang dilakukan oleh militer Jepang selama agresi dan pemerintahan kolonialnya di luar negeri, kata Hua. Dalam pengajuan serupa sebelumnya, Jepang mengakui bahwa ada kerja paksa di beberapa lokasi tersebut yang melibatkan pekerja dari China, Semenanjung Korea, dan negara-negara Asia lainnya, dan berjanji untuk mendirikan pusat informasi guna menghormati para korban. Namun, janji tersebut tidak pernah dipenuhi.
“Kini, dengan mengabaikan kenangan menyakitkan yang dirasakan para tetangganya, Jepang mencoba membuat pengajuan baru serupa, yang hanya akan memicu kemarahan dan penentangan yang lebih kuat,” ujar Hua.
Jepang harus mengakui sejarahnya, mengambil sikap jujur dan bertanggung jawab, dan mengambil tindakan nyata untuk menangani masalah yang tersisa dari masa lalu dengan tepat agar tidak kehilangan kredibilitas lebih lanjut di mata para tetangganya di Asia dan juga masyarakat internasional, imbuh Hua. [Xinhua]