BEIJING, Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China pada Rabu (29/3) mengecam Amerika Serikat (AS) yang secara mengerikan berkomplot dengan dan mendukung separatis “kemerdekaan Taiwan” sehubungan dengan apa yang disebut sebagai persinggahan pemimpin Taiwan di negara itu, serta mendesak pihak AS agar menghentikan segala bentuk interaksi resmi dengan Taiwan.
Apa yang disebut sebagai persinggahan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen di AS bukanlah sekadar “transit”, melainkan upaya untuk mencari terobosan dan mempropagandakan “kemerdekaan Taiwan,” kata Mao Ning, juru bicara Kemenlu China, dalam sebuah konferensi pers harian.
Mao melontarkan pernyataan tersebut sebagai respons atas komentar seorang pejabat senior AS bahwa tidak ada alasan bagi China “untuk menggunakan kunjungan Tsai ke AS pekan ini sebagai dalih untuk bereaksi berlebihan.”
“Masalahnya bukan soal China yang bereaksi berlebihan, tetapi AS secara mengerikan berkomplot dengan dan mendukung separatis ‘kemerdekaan Taiwan’,” ujar Mao.
“China dengan tegas menentang segala bentuk interaksi resmi antara AS dan daerah Taiwan. Kami dengan tegas menentang setiap kunjungan yang dilakukan pemimpin otoritas Taiwan ke AS dengan nama apa pun atau dalih apa pun. Dan kami dengan tegas menentang AS melakukan bentuk kontak apa pun dengan otoritas Taiwan, yang melanggar prinsip Satu China,” ungkapnya.
“China telah berulang kali memprotes pihak AS terkait apa yang disebut sebagai persinggahan Tsai di AS,” tutur Mao. “Kesalahan masa lalu tidak membenarkan kesalahan baru. Mengulangi sebuah kesalahan tidak menjadikan kesalahan tersebut sah.”
Mao menambahkan bahwa pihak-pihak yang menciptakan masalah dan membuat provokasi bukanlah China, melainkan AS dan separatis “kemerdekaan Taiwan”.
Mao mendesak AS agar mematuhi prinsip Satu China dan tiga komunike bersama China-AS, bersungguh-sungguh mewujudkan komitmen para pemimpinnya untuk tidak mendukung “kemerdekaan Taiwan” atau “Dua China” atau “Satu China, Satu Taiwan,” menghentikan segala bentuk interaksi resmi dengan Taiwan, menghentikan peningkatan pertukaran substantif dengan Taiwan, berhenti mencurangi dan merusak prinsip Satu China, serta berhenti merongrong landasan politik untuk hubungan bilateral, seraya menekankan perlunya memasang “pagar pembatas” pada hubungan tersebut.
“China akan memantau dengan cermat perkembangan itu serta dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” imbuh Mao. [Xinhua]