BEIJING, China dan Rusia menentang segala upaya untuk menyalahgunakan nilai-nilai demokrasi, menentang campur tangan dalam urusan internal negara-negara berdaulat atas nama melindungi demokrasi dan hak asasi manusia, serta menentang segala upaya yang menimbulkan perpecahan dan konfrontasi di dunia, menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Jumat (4/2) usai pertemuan presiden kedua negara tersebut.
Atas undangan Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke China. Kedua kepala negara mengadakan pembicaraan di Beijing, dan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin ke-24.
Dalam pernyataan bersama tersebut, kedua negara menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menghormati keragaman budaya dan peradaban serta hak rakyat dari negara yang berbeda untuk menentukan nasib sendiri.
China dan Rusia siap bergandengan tangan dengan semua negara yang berkeinginan untuk mempromosikan demokrasi sejati, ujar pernyataan itu.
Kedua pihak sepakat bahwa demokrasi adalah nilai kemanusiaan bersama, bukan hak istimewa segelintir negara saja, serta bahwa mendorong dan menjaga demokrasi adalah tujuan bersama dari seluruh komunitas global.
Kedua pihak percaya bahwa demokrasi harus menjadi keseluruhan proses serta mencerminkan kepentingan dan keinginan semua warga negara, kata pernyataan itu.
Rakyat dari semua negara memiliki hak untuk memilih bentuk dan metode pelaksanaan demokrasi yang sesuai dengan kondisi nasional mereka sendiri, dan terserah kepada mereka untuk menentukan apakah negara mereka adalah demokratis, papar pernyataan itu.
China dan Rusia, sebagai negara-negara besar dengan sejarah dan budaya panjang, memiliki tradisi demokrasi mendalam yang berakar pada pengalaman pembangunan selama ribuan tahun, dan tradisi semacam itu didukung secara luas oleh rakyat di masing-masing negara sekaligus mencerminkan kebutuhan dan kepentingan mereka, papar pernyataan itu.
Rakyat kedua negara itu memiliki kepercayaan penuh pada jalur pembangunan mereka, serta menghormati sistem dan tradisi demokrasi negara-negara lain.
China dan Rusia menyatakan bahwa prinsip-prinsip demokrasi harus tercermin tidak hanya dalam tata kelola domestik namun juga di tingkat global.
Negara-negara tertentu berusaha untuk menarik garis pemisah berdasarkan ideologi, memaksakan “standar demokrasi” mereka sendiri ke negara lain, dan memonopoli hak untuk mendefinisikan demokrasi dengan membentuk kelompok dan aliansi kecil.
Tindakan seperti itu sebenarnya menginjak-injak demokrasi dan mengkhianati semangat serta nilai-nilai demokrasi sejati, menurut pernyataan itu.
Langkah-langkah untuk menciptakan hegemoni tersebut menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas baik global maupun regional, serta merusak stabilitas tatanan dunia.
Kedua negara tersebut berpendapat bahwa kerja sama hak asasi manusia internasional harus didasarkan pada dialog yang setara di antara semua negara, dan bahwa semua negara harus memiliki hak pembangunan yang setara.
Semua negara harus melakukan koordinasi dan kerja sama hak asasi manusia atas dasar kesetaraan dan saling menghormati serta meningkatkan upaya untuk membangun sistem hak asasi manusia internasional, imbuh pernyataan itu. [Xinhua]