SHENZHEN – Meng Wanzhou, Chief Financial Officer (CFO) Huawei, tiba di Kota Shenzhen, China selatan, pada Sabtu (25/9) malam waktu setempat dengan penerbangan sewaan yang diatur oleh pemerintah China, setelah ditahan secara ilegal selama hampir tiga tahun di Kanada.
Sekitar pukul 22.00 waktu setempat, pesawat sewaan itu mendarat di Bandar Udara Internasional Bao’an Shenzhen.
Meng, yang mengenakan gaun merah, melambaikan tangan ke arah kerumunan orang yang menyambutnya setelah keluar dari kabin pesawat, yang dihiasi dengan bendera nasional China. Saat dia berjalan menuruni tangga, tepuk tangan dan sorak-sorai menggema dari kerumunan itu. Staf bandara kemudian memberikan bunga kepadanya.
Kerumunan itu membentangkan spanduk bertuliskan “Selamat datang kembali, Meng Wanzhou”, mengibarkan bendera nasional, dan meneriakkan “selamat datang kembali”.
Para anggota keluarga Meng, pejabat pemerintah pusat dan daerah, serta rekan-rekannya dari Huawei termasuk di antara lebih dari 100 orang yang menunggu kedatangannya di bandara.
Tidak ada jabat tangan atau pelukan mengingat adanya langkah pencegahan epidemi. Setelah itu, Meng menyampaikan pidato singkat di bandara.

“Setelah penderitaan lebih dari 1.000 hari, saya akhirnya kembali pulang ke pelukan ibu pertiwi,” ujar Meng.
“Saya pulang, ibu pertiwi!” serunya kepada kerumunan orang yang menyambutnya.
“Sebagai warga negara China biasa yang mengalami penderitaan ini dan terdampar di luar negeri selama hampir tiga tahun, saya selalu merasakan perhatian dan kehangatan dari Partai, tanah air, dan semua rakyat China,” katanya.
“Presiden Xi Jinping senantiasa peduli dengan keselamatan setiap warga negara China, termasuk saya. Saya sangat tersentuh,” ujar Meng. “Saya juga berterima kasih kepada sejumlah departemen terkait atas dukungan dan bantuan mereka. Mereka dengan teguh melindungi hak dan kepentingan sah dari perusahaan dan warga China.”
“Tanah air memberikan kita dukungan terkuat,” kata Meng. “Sebagai warga China biasa, saya bangga dengan tanah air saya.”
Selama pidatonya, Meng membungkuk beberapa kali ke arah kerumunan, yang bersorak dan bertepuk tangan mendengar pidato emosionalnya.
Usai pidato Meng, kerumunan tersebut serentak menyanyikan lagu patriotik “Syair Pujian bagi Tanah Air”. Meng pun kemudian turut melantunkan lagu itu bersama dengan mereka.

Meng ditahan secara sewenang-wenang oleh Kanada atas permintaan ekstradisi Amerika Serikat (AS) pada 1 Desember 2018 di Bandar Udara Internasional Vancouver.
Meng mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan terhadapnya dan mencapai kesepakatan penangguhan penuntutan dengan jaksa AS. Pihak AS telah menarik permintaan ekstradisinya. Meng tidak membayar denda sepeser pun.
Fakta telah membuktikan bahwa penargetan terhadap Meng adalah kasus persekusi politik yang bertujuan untuk menekan perusahaan teknologi tinggi asal China, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada Sabtu.
Apa yang disebut tuduhan penipuan terhadap Meng hanyalah rekayasa murni, ujarnya. “Apa yang telah dilakukan AS dan Kanada adalah kasus tipikal dari penahanan sewenang-wenang.”.

SELAMAT DATANG KEMBALI KE TANAH AIR
Berita pembebasan Meng ini memantik reaksi kuat dari kalangan pengguna internet China. Kepulangannya, yang dimungkinkan berkat upaya tanpa henti pemerintah China, dipuji sebagai kemenangan besar yang dicapai oleh rakyat China.
“Saya sangat senang, saya hampir meneteskan air mata,” kata salah satu komentar.
Kedatangan Meng disiarkan oleh sejumlah lembaga penyiaran negara. Warga di Shenzhen, kota tempat Huawei berkantor pusat, menyambut kepulangannya dengan sangat antusias.
Pada Sabtu malam, sejumlah bangunan terkenal di kota itu menampilkan slogan sambutan berukuran raksasa, sementara drone terbang dalam formasi untuk membentuk pesan selamat datang. Di bandara, lagu-lagu patriotik diputar di terminal.
Sesuai dengan peraturan pengendalian epidemi, Meng akan menjalani karantina di hotel yang telah ditunjuk begitu tiba di China. [Xinhua]