WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membahas kesepakatan nuklir Iran via telepon pada Rabu (6/10).
Blinken dan Lavrov “sepakat tentang pentingnya Iran dan AS kembali ke perjanjian Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA),” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam pernyataannya.
Kedua diplomat tinggi itu juga menekankan pentingnya koordinasi berkelanjutan mengenai topik-topik terkini dalam hubungan bilateral.
Seruan tersebut muncul pada hari yang sama dengan pertemuan Lavrov bersama Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian di Moskow. Di sana, kedua pihak juga sepakat bahwa negosiasi kesepakatan nuklir Iran dalam format Wina harus dilanjutkan sesegera mungkin.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bertemu mitra setaranya dari Israel, Eyal Hulata, di Gedung Putih pada Selasa (5/10). Sullivan menegaskan kembali bahwa pemerintahan Joe Biden meyakini diplomasi adalah jalan terbaik untuk membendung program nuklir Iran, dan menggarisbawahi “jika diplomasi gagal, Amerika Serikat siap beralih ke opsi lain,” menurut pernyataan Gedung Putih dalam pertemuan tersebut.
Komisi Bersama JCPOA, yang dihadiri oleh delegasi AS secara tidak langsung, mulai bertemu secara luring pada 6 April di Wina. Setelah enam putaran pembicaraan yang berakhir pada 20 Juni, Washington dan Teheran masih memiliki perbedaan serius terkait cara memulihkan kesepakatan nuklir.
Pemerintahan Donald Trump sebelumnya mundur dari perjanjian 2015 itu pada Mei 2018 dan secara sepihak memberlakukan kembali sanksi lama dan baru terhadap Iran. Merespons hal itu, Iran secara bertahap berhenti menerapkan sebagian dari komitmennya terhadap JCPOA sejak Mei 2019. [Xinhua]