WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (28/6) membahas hubungan bilateral dan isu regional dengan Presiden Israel Reuven Rivlin yang sedang berkunjung.
Biden, pada awal pertemuan mereka di Kantor Oval, menegaskan kembali “komitmen tak tergoyahkan” AS terhadap pertahanan diri Israel, menambahkan bahwa “Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir di bawah pengawasan saya.”
Biden mengatakan dirinya akan menjamu Perdana Menteri Israel Naftali Bennett di Gedung Putih “dengan sangat segera”, dan menyuarakan dukungan untuk normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara lain di kawasan itu. Rivlin akan pensiun bulan depan setelah masa jabatan tujuh tahunnya berakhir.
Peran presiden di Israel sebagian besar bersifat seremonial dengan sedikit kekuasaan eksekutif. Presiden Israel dipilih untuk menjabat selama tujuh tahun dan tidak dapat menjabat lebih dari satu kali masa jabatan.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Roma pada Minggu (27/6) bahwa “Israel memiliki beberapa keberatan serius terkait kesepakatan nuklir Iran yang disepakati di Wina,” menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Israel.
Lapid pada Senin mengatakan bahwa negaranya berhak mengambil tindakan terhadap program nuklir Iran “di mana saja dan kapan saja.”
Washington dan Teheran telah melakukan enam putaran negosiasi tidak langsung di Wina sejak April yang bertujuan memulihkan kesepakatan nuklir, secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action).
Pekan lalu, seorang pejabat senior dari Departemen Luar Negeri AS mengatakan kedua belah pihak masih memiliki perbedaan serius atas masalah ini. [Xinhua]