WASHINGTON – Gedung Putih pada Senin (13/9) menyampaikan bahwa Amerika Serikat (AS) tetap siap berurusan dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK), setelah Pyongyang menguji rudal jelajah jarak jauh tipe baru pada akhir pekan lalu.
“Posisi kami belum berubah terkait Korea Utara,” kata Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada awak media di pesawat kepresidenan Air Force One. “Kami tetap siap berurusan dalam diplomasi dengan RRDK menuju tujuan kami, denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea.”
Dia menegaskan kembali perihal “pendekatan terkalibrasi dan praktis” yang diterapkan pemerintahan Joe Biden dalam berurusan dengan Pyongyang, yang terbuka untuk mengeksplorasi diplomasi demi mencapai kemajuan praktis yang meningkatkan keamanan AS dan sekutu-sekutunya
“Kami tetap menawarkan untuk bertemu di mana pun dan kapan pun tanpa prasyarat,” imbuh Jean-Pierre. RRDK berhasil melaksanakan uji coba peluncuran rudal jelajah jarak jauh tipe baru pada Sabtu (11/9) dan Minggu (12/9), lapor kantor berita resmi RRDK, Korean Central News Agency (KCNA), pada Senin.
Rudal jelajah jarak jauh yang ditembakkan tersebut meluncur selama 7.580 detik di sepanjang orbit penerbangan oval dan pola 8 di udara di atas daratan dan perairan teritorial RRDK, kemudian menghantam target sejauh 1.500 km, kata laporan itu.
“Kami mengetahui soal laporan peluncuran rudal jelajah ini,” tutur Sekretaris Pers Pentagon John Kirby dalam sebuah taklimat pada Senin yang sama. Dia mengatakan AS sedang berkonsultasi dengan sekutu-sekutu regionalnya serta memantau situasi. Dia menambahkan bahwa komitmen keamanan AS terhadap Jepang dan Korea Selatan tetap kuat.
Uji coba rudal ini dilaksanakan menyusul latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Agustus lalu. Uji coba itu juga dilakukan sebelum pertemuan antara Utusan Khusus AS untuk RRDK Sung Kim dengan utusan khusus Korea Selatan dan Jepang untuk RRDK di Tokyo pada pekan ini. Pemerintahan Biden menyampaikan bahwa pihaknya akan berurusan dengan Pyongyang terkait isu denuklirisasi, tetapi tidak menunjukkan kesediaan untuk melonggarkan sanksi. [Xinhua]