WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (2/6) mengatakan pemerintahannya sedang “mempelajari dengan saksama” apakah pihaknya perlu melakukan tindakan balasan terhadap Rusia terkait serangan ransomware baru-baru ini.
“Kami sedang mempelajari isu tersebut dengan saksama,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih saat ditanya apakah AS akan membalas Rusia atas serangan ransomware terbaru itu.
Biden menjawab “tidak” ketika ditanya apakah dia meyakini Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menguji dirinya dengan serangan itu menjelang pertemuan mereka bulan ini.
Produsen daging terkemuka JBS USA pada Minggu (30/5) mengatakan pihaknya mengalami serangan siber dan menginformasikan kepada pemerintah bahwa permintaan tebusannya datang dari sebuah organisasi kriminal yang kemungkinan berbasis di Rusia.
AS sudah melakukan kontak langsung dengan Rusia dan menyampaikan kekhawatiran terkait isu tersebut, kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan dalam konferensi pers harian pada Rabu.
“Kami berharap ini akan menjadi salah satu isu yang dibahas presiden (Biden) dengan Presiden Putin dalam konferensi tingkat tinggi (KTT),” ujar Psaki, seraya menyebutkan bahwa “melindungi entitas kriminal yang berniat buruk, dan melakukan tindakan merusak terhadap infrastruktur penting di AS adalah tindakan yang tidak dapat diterima.”
Serangan ransomeware terbaru itu terjadi beberapa pekan usai serangan siber serupa yang menyasar perusahaan Colonial Pipeline. Serangan itu memaksa perusahaan tersebut menutup sekitar 8.851 km jalur pipa bahan bakar selama berhari-hari.
Pemerintahan Biden menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia tidak terlibat dalam serangan terhadap Colonial Pipeline, namun mengindikasikan para pelaku kriminal di balik serangan itu tinggal di Rusia. Bulan lalu, Biden mengatakan akan mengangkat isu kejahatan siber dalam pembicaraannya dengan Putin. Kedua pemimpin itu akan menggelar KTT pertama mereka di Jenewa, Swiss, pada 16 Juni.
Hubungan antara Washington dan Moskow memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Kedua pihak memiliki perbedaan yang begitu jelas terkait isu-isu yang berhubungan dengan Ukraina, keamanan siber, hak asasi manusia, dan campur tangan dalam pemilihan umum AS. [Xinhua]