Foto yang diabadikan pada 21 Mei 2020 ini menunjukkan gedung Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) di Washington DC, AS. (Xinhua/Ting Shen)
Secara keseluruhan, tujuh pejabat senior Iran dijatuhi sanksi oleh Kantor Pengendalian Aset Luar Negeri (Office of Foreign Assets Control/OFAC) Departemen Keuangan Amerika Serikat, termasuk Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi, Menteri Komunikasi Iran Eisa Zarepour, serta lima pejabat dalam jajaran pemimpin senior layanan keamanan Iran, menurut pernyataan departemen tersebut.
WASHINGTON, 6 Oktober (Xinhua) — Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (6/10) mengumumkan sanksi terhadap sejumlah pemimpin Iran atas peran mereka dalam memblokir akses internet di negara itu dan mengadopsi langkah-langkah “kekerasan” lainnya guna meredam aksi protes domestik yang dipicu oleh kematian seorang gadis muda.
Secara keseluruhan, tujuh pejabat senior Iran dijatuhi sanksi oleh Kantor Pengendalian Aset Luar Negeri (Office of Foreign Assets Control/OFAC) Departemen Keuangan AS, termasuk Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi, Menteri Komunikasi Iran Eisa Zarepour, serta lima pejabat dalam jajaran pemimpin senior layanan keamanan Iran, menurut pernyataan departemen tersebut.
“Berdasarkan tindakan yang dilakukan hari ini, seluruh properti dan hak atas properti yang dimiliki individu-individu ini yang berada di AS atau berada di bawah kepemilikan atau kendali individu AS harus diblokir dan dilaporkan ke OFAC,” papar pernyataan tersebut. “Selain itu, setiap entitas yang dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebesar 50 persen atau lebih oleh satu atau lebih individu yang dijatuhi sanksi juga turut diblokir.”
Sanksi AS tersebut dikeluarkan setelah kematian seorang gadis Iran bernama Mahsa Amini (22) bulan lalu. Amini meninggal saat menjadi tahanan polisi moral Iran, yang mengatakan bahwa gadis itu tidak mengenakan jilbab dengan benar.
Kematian Amini memicu protes berskala nasional di Iran. Dalam aksi protes yang digelar, para wanita terlihat melepas dan membakar kerudung.
Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menuduh AS “telah lama berusaha merusak stabilitas dan keamanan Iran.” Selesai