“Karena gagal melindungi para tahanan dari COVID-19, sistem peradilan pidana tidak hanya menciptakan risiko penyakit parah dan kematian yang tidak adil bagi para narapidana, tetapi peningkatan risiko COVID-19 bagi karyawan tidak diragukan lagi juga berkontribusi pada (masalah) kekurangan staf.”
WASHINGTON, Lembaga pemasyarakatan (lapas) di Amerika Serikat (AS) menghadapi masalah kekurangan staf yang kian memburuk di saat para petugas berbondong-bondong mengundurkan diri di tengah pandemi COVID-19, seperti dilaporkan Associated Press (AP) baru-baru ini.
“Karena gagal melindungi para tahanan dari COVID-19, sistem peradilan pidana tidak hanya menciptakan risiko penyakit parah dan kematian yang tidak adil bagi para narapidana, tetapi peningkatan risiko COVID-19 bagi karyawan tidak diragukan lagi juga berkontribusi pada (masalah) kekurangan staf,” ujar ekonom Universitas Michigan Betsey Stevenson seperti dikutip AP.
Sementara itu, bagi para petugas yang tersisa, situasi kekurangan staf yang semakin parah membuat pekerjaan yang sudah sulit menjadi tidak tertahankan, menurut AP.
Beberapa lapas di Negara Bagian Georgia melaporkan tingkat posisi kosong hingga 70 persen, sementara Negara Bagian Florida menutup sementara tiga lapas akibat kekurangan staf, tambah kantor berita tersebut.
Kekurangan staf dilaporkan telah lama menjadi tantangan bagi lapas-lapas di AS, lantaran gaji yang rendah, tunjangan yang minim, dan kondisi kerja yang sangat buruk. Selain itu, peningkatan risiko infeksi COVID-19 bagi orang-orang yang bekerja di sana semakin memperburuk masalah. [Xinhua]