DOHA, Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) telah lama menggunakan kewenangan luasnya dalam bidang keamanan nasional untuk menekan dan menjebak warga Afro-Amerika, Muslim, dan komunitas minoritas marginal lainnya, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Laporan itu muncul pada Minggu (19/12) setelah seorang hakim New York pada 18 November membatalkan vonis bersalah terhadap Muhammad Aziz dan Khalil Islam, yang secara keliru dinyatakan bersalah atas pembunuhan aktivis hak asasi manusia (HAM) Malcolm X pada 1965 silam.
Penyelidikan ulang selama dua tahun menemukan bahwa FBI dan Departemen Kepolisian New York City menahan bukti yang kemungkinan dapat membebaskan kedua orang tersebut.
Seperti yang dipaparkan dalam laporan itu, warga Afro-Amerika bukan satu-satunya target FBI. Selama bertahun-tahun, FBI “menciptakan” teroris dari warga Muslim yang tidak bersalah, membungkam kelompok minoritas lewat tuntutan hukum, dan memaksa mereka untuk menjadi informan terhadap komunitas mereka sendiri.
Mengingat sejarah kebencian biro itu yang terdokumentasi dengan baik, warga Afro-Amerika dan komunitas marginal lainnya “telah belajar selama beberapa dekade untuk tidak memercayai FBI,” kata laporan tersebut, sembari mendesak bahwa inilah saatnya untuk meminta pertanggungjawaban FBI atas kejahatannya. [Xinhua]