Konektivitas merupakan area penting dalam kerja sama antara Asia dan Eropa, dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diajukan China mendukung tujuan ini.
SINGAPURA, China memainkan peran penting dalam mendorong kerja sama Asia-Eropa, kata Yu Hong, peneliti senior dari Institut Asia Timur Universitas Nasional Singapura.
Konektivitas merupakan area penting dalam kerja sama antara Asia dan Eropa, dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diajukan China mendukung tujuan ini, kata Yu kepada Xinhua dalam wawancara menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertemuan Asia-Eropa (Asia-Europe Meeting/ASEM) ke-13 yang digelar via konferensi video mulai Kamis (25/11) hingga Jumat (26/11) dan diselenggarakan oleh Kamboja.
Layanan kereta kargo China-Eropa di bawah kerangka BRI juga mendapat sorotan khusus, ujar Yu.
Data dari China State Railway Group Co., Ltd. menunjukkan bahwa kereta kargo China-Eropa mencatat 12.600 perjalanan dan mengangkut lebih dari 1,2 juta TEU (twenty-foot equivalent unit) barang sejak Januari hingga Oktober, melampaui angka untuk masing-masing kategori yang tercatat sepanjang tahun 2020.
Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, China menjadi mitra dagang penting bagi sebagian besar negara Asia dan Eropa, kata Yu. Dia menambahkan bahwa layanan kereta kargo China-Eropa, dengan mengangkut masker dan suplai medis lainnya, telah membantu upaya memerangi COVID-19 di Asia dan Eropa, serta meningkatkan ketangguhan rantai pasokan dan rantai industri antarbenua.
Layanan kereta kargo tidak hanya meningkatkan interkonektivitas via darat antara Asia dan Eropa, tetapi juga berperan sebagai penghubung yang penting bagi kerja sama ekonomi dan perdagangan di antara keduanya, menurut Yu.
Di mata Yu, baik Asia maupun Eropa merupakan benua yang berpengaruh secara politik maupun ekonomi, serta merupakan kekuatan penting di dunia dalam mempromosikan multilateralisme dan membangun dunia multipolar.
Hubungan ekonomi dan perdagangan antara Asia dan Eropa sangat kuat dan dinamis, tutur Yu. Dia mengaitkan situasi tersebut dengan fakta bahwa kedua benua itu memiliki pasar yang luas dan berada pada tahap pengembangan ekonomi yang berbeda dengan struktur-struktur industri yang begitu saling melengkapi.
Yu mengatakan penguatan kerja sama antara Asia dan Eropa sangat signifikan di tengah pandemi COVID-19.
Memperluas investasi dua arah dalam meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar dapat membantu memperkuat ketangguhan rantai pasokan dan rantai industri secara regional dan global, sehingga berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi pasca-COVID-19 di kedua benua, ujar Yu.
Selain itu, Asia dan Eropa berbagi kepentingan dalam menghadapi tantangan iklim, terutama dalam mengembangkan energi bersih dan mengurangi emisi karbon dioksida, kata Yu, seraya menambahkan bahwa kedua pihak dapat memanfaatkan lebih jauh potensi kerja sama di bidang ini. [Xinhua]