BAC GIANG, Vietnam, 16 Juni (Xinhua) — Sejak pagi, truk-truk kontainer terus melaju di sepanjang jalan sempit menuju ke komunitas Phuc Hoa, pusat buah leci yang telah dipanen lebih awal, di Provinsi Bac Giang, Vietnam utara.
Mengangkut buah leci yang baru dipanen, truk-truk itu bergerak menuju gerbang perbatasan dalam perjalanan ke China, membawa lebih dari sekadar buah.
Bagi 7.000 warga di komunitas tersebut, buah leci melambangkan jalan menuju kesejahteraan.
Setiap tahun, komunitas tersebut menghasilkan sekitar 10.000 ton buah leci, dengan 40 hingga 50 persen biasanya diekspor ke China. Pada tahun-tahun puncak penjualan, seperti pada 2024, sebanyak 70 persen dikirim melintasi perbatasan, menurut pejabat setempat.
Nguyen Van Ngoc, seorang petani berusia 70 tahun, telah menanam buah leci sejak 1999 di lahan seluas 0,56 hektare miliknya yang terletak di lereng bukit, dengan bantuan putra dan menantu perempuannya. Dia menjual seluruh hasil panennya kepada pedagang-pedagang China yang datang langsung ke komunitas tersebut.
“Hasil panen tahunan kami mencapai sekitar 14 ton,” tuturnya, seraya menambahkan bahwa “pada tahun-tahun ketika lebih banyak pedagang China datang, penjualan jauh lebih baik.”
Menantu perempuannya yang bernama Nguyen Thi Duyen mengatakan pasar China telah mengubah kehidupan mereka.
“Sejak saya mulai menanam buah leci pada 1999, pada awalnya jumlah pedagang masih sedikit dan kami kesulitan untuk menjual. Namun, sejak pedagang China datang, penjualan menjadi lebih mudah,” ungkapnya.
“Mereka lebih menyukai buah leci yang sudah matang, dan saat kami membiarkannya matang, buah leci tersebut tumbuh dengan sangat indah, dan dalam beberapa tahun ada pembeli asal China yang membeli seluruh buah leci langsung dari kebun kami.”

Nguyen Van Ngoc, seorang petani berusia 70 tahun, telah menanam buah leci sejak 1999 di lahan seluas 0,56 hektare miliknya yang terletak di lereng bukit, dengan bantuan putra dan menantu perempuannya. Dia menjual seluruh hasil panennya kepada pedagang-pedagang China yang datang langsung ke komunitas tersebut.
“Hasil panen tahunan kami mencapai sekitar 14 ton,” tuturnya, seraya menambahkan bahwa “pada tahun-tahun ketika lebih banyak pedagang China datang, penjualan jauh lebih baik.”
Menantu perempuannya yang bernama Nguyen Thi Duyen mengatakan pasar China telah mengubah kehidupan mereka.
“Sejak saya mulai menanam buah leci pada 1999, pada awalnya jumlah pedagang masih sedikit dan kami kesulitan untuk menjual. Namun, sejak pedagang China datang, penjualan menjadi lebih mudah,” ungkapnya.
“Mereka lebih menyukai buah leci yang sudah matang, dan saat kami membiarkannya matang, buah leci tersebut tumbuh dengan sangat indah, dan dalam beberapa tahun ada pembeli asal China yang membeli seluruh buah leci langsung dari kebun kami.”
Sebelum pembeli-pembeli China datang, harga buah leci sangat rendah, hanya 10.000 hingga 15.000 dong Vietnam (1.000 dong Vietnam = Rp625), atau 0,4 hingga 0,5 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.293), per kilogram, kenang Duyen.
Pada musim ini, buah leci yang dijual kepada pedagang China dihargai 30.000 dong Vietnam per kilogram, tiga kali lebih tinggi dari harga sebelumnya.
Dengan hasil panen mencapai 13 hingga 14 ton, keluarga Duyen dapat memperoleh hingga 400 juta dong Vietnam dalam satu musim yang berlangsung selama kurang dari satu bulan.
“Sejak pasar China dibuka untuk kami, keadaan menjadi lebih baik bukan hanya bagi keluarga kami, tetapi juga bagi banyak orang,” katanya.
Berkat harga yang lebih baik dan permintaan yang lebih kuat, keluarga tersebut mampu membangun rumah baru, membeli sebuah mobil berkapasitas empat penumpang (four-seater), dan membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Di saat harga di dalam negeri sering berfluktuasi berdasarkan hasil panen, penjualan ke pedagang China memberikan stabilitas harga yang lebih baik.
Ngo Van Tiep, ketua Komite Rakyat di komunitas tersebut, mengatakan harga ekspor ke China biasanya 15 hingga 20 persen lebih tinggi dari harga domestik dan jauh lebih stabil.
“Pasar domestik tidak dapat diprediksi, tetapi China menawarkan titik harga yang dapat diandalkan oleh petani lokal,” ungkapnya. Selesai