Foto tak bertanggal yang disediakan oleh Marine Biodiversity Hub pada 21 September 2021 ini memperlihatkan seekor hiu putih di Australia. (Xinhua/Andrew Fox)
Sebuah laporan dari penelitian Australia menunjukkan bahwa ikan-ikan berukuran besar yang hidup di laut terbuka ternyata lebih suka menggesekkan tubuhnya pada hiu, karena kulit hiu membawa dampak positif bagi kebugaran teleostei dengan mengurangi jumlah parasit sehingga membantu meningkatkan kebugaran dan kelangsungan hidup ikan.
SYDNEY, 21 Oktober (Xinhua) — Hiu merupakan “alat penggaruk” favorit bagi ikan-ikan pelagis besar, yang membawa dampak positif bagi kebugaran teleostei dengan mengurangi jumlah parasit, menurut studi yang diterbitkan pada Rabu (19/10) di jurnal PLOS One.
Dengan menganalisis rekaman video lebih dari 100.000 individu di samudra Pasifik, Hindia, dan Atlantik, Christopher DH Thompson dan Jessica Meeuwig dari University of Western Australia menemukan bahwa ikan-ikan berukuran besar yang hidup di laut terbuka, seperti tuna, ternyata lebih suka menggesekkan tubuhnya pada hiu ketimbang pada spesies ikan lainnya.
“Perilaku tuna cukup teratur, mereka berbaris di belakang hiu dan secara bergantian menggesekkan tubuh mereka pada ekor hiu. Ikan sunglir (rainbow runner) lebih tidak beraturan, mereka membentuk gerombolan di sekitar punggung hiu dan melesat cepat secara bergantian untuk menabrakkan tubuh mereka pada tubuh hiu,” papar para peneliti saat menjelaskan perilaku menggaruk yang berbeda antara berbagai spesies ikan.
Mereka menemukan bahwa ikan-ikan pelagis, yang menjadi inang bagi berbagai jenis parasit namun memiliki sedikit pilihan untuk menghilangkannya, cenderung menggesekkan bagian kepala, mata, penutup insang, dan permukaan sampingnya, yang menjadi area yang terdampak parasit paling parah.
Foto tak bertanggal yang disediakan oleh Marine Biodiversity Hub pada 21 September 2021 ini menunjukkan hiu perawat abu-abu (Grey Nurse Shark) di Australia. (Xinhua/Andrew Fox)
Parasit dapat membawa dampak negatif terhadap kebugaran inangnya dengan menguras sumber daya dan mengalihkan energi dari pertumbuhan, reproduksi, dan fungsi tubuh lainnya, menurut penelitian tersebut. Kulit hiu terdiri dari struktur yang menyerupai gigi-gigi kecil, yang disebut dentikel dermal, sehingga dapat menjadi permukaan yang ideal untuk menggaruk guna menghilangkan parasit dan kulit mati, yang dapat membantu meningkatkan kebugaran dan kelangsungan hidup ikan.
Dalam artikel yang dirilis oleh Conversation pada Kamis (20/10), Thompson dan Meeuwig menyatakan kekhawatiran mereka tentang pesatnya penurunan populasi hiu. Mereka menyebutkan bahwa populasi beberapa spesies hiu telah menyusut hingga 92 persen di lepas pantai Queensland, Australia.
“Penurunan populasi hiu yang terus berlanjut ini dapat memiliki efek knock-onmelalui hilangnya hubungan-hubungan seperti yang kami gambarkan tadi,” kata para ahli kelautan itu memperingatkan.
“Kawasan lindung laut telah terbukti melestarikan perilaku hiu dan ikan-ikan lainnya. Membuka lebih banyak area seperti ini dapat membantu memulihkan dan melestarikan perilaku tersebut,” lanjut para ahli itu. [Xinhua]