MOGADISHU – Somalia, Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada Sabtu (12/6) mengatakan mereka telah sepakat untuk meningkatkan upaya guna mengakhiri praktik pekerja anak di negara Afrika itu.
Dalam rangka Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (World Day against Child Labour), ketiga pihak mengeluarkan pernyataan gabungan di Mogadishu, mengatakan bahwa mengakhiri praktik pekerja anak hanya dapat terwujud melalui pendekatan sistematis kolektif dengan pemahaman yang kuat mengenai akar penyebab dan kerangka hukum yang melarang anak-anak memasuki dunia tenaga kerja pada usia dini.
Pemerintah Somalia sudah melakukan upaya untuk menghapus praktik pekerja anak di negaranya. Namun, perjalanan masih panjang untuk sepenuhnya mengubah situasi itu.
Menteri Tenaga Kerja dan Sosial Somalia Abdiwahab Ugas Khalif mengatakan banyak keluarga terpaksa mengirim anak-anak mereka untuk bekerja karena kesulitan ekonomi dan kurangnya kesempatan kerja yang layak bagi kepala keluarga.
“Yang lebih memprihatinkan, anak-anak yang direkrut oleh milisi atau kelompok dipaksa melakukan peran berbahaya yang mengancam jiwa seperti menjadi tentara, juru masak, dan petugas kebersihan,” ujar Khalif, seraya menyerukan kebijakan nasional yang dikembangkan dengan baik untuk menangani masalah pekerja anak.
UNICEF dan ILO mengatakan bahwa meskipun ada berbagai alasan berbeda di balik pekerja anak di Somalia, pemerintah bekerja keras dalam kemitraan yang erat dengan komunitas internasional untuk mengidentifikasi dan menghapus pekerja anak dari Somalia.
Alexio Musindo, Direktur ILO untuk Etiopia, Djibouti, Somalia, Sudan, dan Sudan Selatan, sekaligus perwakilan khusus untuk Uni Afrika, mengatakan bahwa organisasinya mendukung Somalia dalam melakukan penilaian pekerja anak guna lebih memahami faktor pendorong utama situasi tersebut di negara itu. [Xinhua]