BEIJING, Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (28/5) menekankan signifikansi peluncuran Dana Keanekaragaman Hayati Kunming (Kunming Biodiversity Fund), menyebutnya sebagai hal yang sangat penting untuk mendukung negara-negara berkembang dalam konservasi keanekaragaman hayati.
Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UN Environment Program) Inger Andersen menyatakan hal itu usai upacara penandatanganan dana tersebut di Beijing pada Selasa.
Sebagai ketua pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties/COP) Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati, China memimpin keberhasilan pembentukan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal.
Menurut kerangka kerja tersebut, sebanyak 23 tujuan telah ditetapkan untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati. Mewujudkan tujuan-tujuan tersebut merupakan tantangan bagi beberapa negara berkembang, kata Andersen, sembari menyerukan upaya bersama dari semua negara agar bertindak dan berkontribusi untuk konservasi keanekaragaman hayati.
Pada 2021, China menjanjikan 1,5 miliar yuan (1 yuan = Rp2.220) atau lebih dari 210 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.095) untuk pembentukan dana baru tersebut.
Pejabat PBB itu memuji pencapaian China terkait perlindungan ekologis dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penerapan kebijakan garis merah ekologis, pendirian taman nasional, serta konservasi lahan basah. Dia secara khusus menyinggung pertumbuhan hutan bakau dan perlindungan panda raksasa liar, spesies terancam punah, yang signifikan di China.
“China memiliki pelajaran positif di dalam negeri perihal pelestarian keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, kami juga berharap dapat memetik manfaat dari pelajaran tersebut dan menularkannya ke negara-negara lain,” tutur Andersen. [Xinhua]