Seekor burung kirik-kirik laut terlihat di Haikou, Provinsi Hainan, China selatan, pada 9 April 2022. (Xinhua/Yang Guanyu)
HAIKOU, 30 Mei (Xinhua) — Chen Lei melakukan perjalanan jauh dari wilayah barat laut China ke Provinsi Hainan di China selatan demi melihat burung kirik-kirik laut (blue-tailed bee-eater) dan kirik-kirik biru (blue-throated bee-eater) yang bersarang di sebuah taman lahan basah.
“Saya melakukan perjalanan lebih dari 2.000 km dari Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia ke provinsi pulau tropis tersebut untuk mengamati burung-burung yang indah di sini di Haikou,” kata Chen (44), merujuk pada ibu kota Provinsi Hainan itu.
“Perlindungan lingkungan sangat penting, dan saya melihat orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat melakukan peran mereka dalam hal ini.”
Burung kirik-kirik adalah keluarga burung yang kaya warna. Seperti namanya (bee-eater), mereka dikenal sebagai pemburu lebah, selain tawon dan capung. Di Haikou, burung-burung ini sering ditemukan di sepanjang pesisir barat. Burung kirik-kirik laut berada di bawah perlindungan negara.
Setiap tahun, dari April sampai Juni, burung-burung ini bersarang dan berkembang biak di Taman Lahan Basah Nasional Sungai Wuyuan di Haikou, yang menarik banyak pengamat burung.
Pada Kamis (26/5), sekelompok pencinta alam datang ke taman tersebut untuk mengamati burung kirik-kirik, yang dijuluki sebagai “burung paling indah di China”, dan “menikmati keindahan keanekaragaman hayati di Hainan.”
Di Haikou, burung-burung itu pertama kali terlihat pada 2018, sekitar 300 meter dari sebuah gedung kantor pemerintah, kata Lu Gang, kepala institut penelitian lahan basah Duotan.
“Saat itu kami melihat lebih dari 20 burung bersarang di dekat taman tersebut,” tutur Lu.
Selama beberapa tahun terakhir, jumlah burung kirik-kirik telah meningkat dari 28 menjadi 80 pada awal Mei, menurut data pemantauan terbaru.
Otoritas Haikou mulai membangun taman lahan basah itu pada 2017, yang kemudian mendapat status taman nasional. Pada 2019, Haikou meluncurkan sebuah proyek untuk melindungi burung kirik-kirik, dan institut Lu mulai bekerja untuk “membangun lingkungan hidup yang baik bagi burung-burung tersebut,” dan meningkatkan pemantauan burung.
“Jika burung kirik-kirik berkembang biak di sebuah kota, itu berarti sistem lahan basah setempat berfungsi dengan baik,” imbuh Lu. “Ini juga menunjukkan bahwa kota tersebut sangat memperhatikan lingkungan.”
Burung kirik-kirik laut terlihat di Haikou, Provinsi Hainan, China selatan, pada 15 April 2022. (Xinhua/Yang Guanyu)
MELESTARIKAN BURUNG KIRIK-KIRIK
Untuk meningkatkan perlindungan lahan basah, institut Lu merekrut dua petugas patroli. Salah satunya adalah Chen Chuanglin.
Chen (40) sebelumnya bekerja untuk biro pertanian dan urusan pedesaan di Xiuying, sebuah distrik di Haikou. Pekerjaan patroli hutan selama bertahun-tahun mengasah keterampilannya untuk “mengidentifikasi spesies burung melalui cuitan mereka.”
“Saya mulai bekerja untuk proyek perlindungan lingkungan Sungai Wuyuan pada Desember 2019,” tutur Chen.
Selain patroli hariannya, Chen juga membantu memantau burung di daerah lain di Haikou.
“Saya belajar dari ahli hortikultura bagaimana membedakan tanaman, dan saya belajar sendiri cara memasang kamera inframerah,” katanya, menambahkan bahwa dia juga menggunakan kamera untuk merekam hewan dan tumbuhan di area patrolinya.
“Sebagai petugas patroli yang baik, Anda perlu memahami karakteristik dan fungsi suatu hutan ketika melihatnya,” paparnya. “Anda harus bisa membedakan jenis dan kebiasaan burung saat melihatnya.”
Kini, Chen menjadi sosok penting dalam pemantauan burung kirik-kirik.
“Setelah terlibat dalam perlindungan burung, saya menyadari bahwa alam memiliki banyak rahasia tersembunyi,” kata Chen. “Saya belajar bahwa manusia, pohon, burung, dan lingkungan alam semuanya saling terhubung.” Selesai