Korban tewas akibat letusan Gunung Semeru di Jawa Timur naik menjadi 22 orang, dengan lebih dari 30 orang dinyatakan hilang, sementara pencarian korban terus berlangsung di tengah potensi banjir lahar dan semburan awan panas.
JAKARTA, Korban tewas akibat letusan Gunung Semeru di Provinsi Jawa Timur naik menjadi 22 orang per Senin (6/12), dengan lebih dari 30 orang dinyatakan hilang, sementara pencarian korban terus berlangsung di tengah potensi terjadinya banjir lahar dan semburan awan panas.
Tim SAR menemukan beberapa jenazah yang tertimbun lahar di Kabupaten Lumajang pada Senin, dan jumlah orang yang hilang kemungkinan bertambah mengingat adanya aktivitas penambangan pasir di sungai saat terjadinya erupsi, kata Daniel Riza, pejabat di Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.
“Laporan yang kami terima menunjukkan bahwa 22 orang meninggal, dan 30 orang hilang kontak, dan jumlahnya bisa lebih dari itu karena ada beberapa kegiatan penambangan di sungai sebelum erupsi,” kata Daniel kepada Xinhua.
Bencana alam tersebut memaksa 1.700 orang meninggalkan rumah mereka dan berlindung di pusat-pusat evakuasi setelah ratusan rumah, jembatan dan fasilitas infrastruktur lainnya hancur, kata pejabat itu.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Eko Budi Lelono mengatakan masih ada potensi semburan awan panas dari kawah gunung berapi tersebut, sehingga zona merah yang berpotensi dilalui awan panas harus dikosongkan.
“Potensi semburan awan panas masih ada. Dengan bantuan alat, hal itu bisa diketahui sebelum terjadi,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers virtual.
Pada Minggu (5/12), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa hujan lebat berpotensi terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Hujan deras kerap memicu banjir lahar usai letusan gunung berapi di Indonesia.
“Potensi hujan masih ada, dengan tingkat lemah, sedang, dan lebat yang akan mengguyur kawasan sekitar kawah dan lereng gunung (Semeru) dalam tiga hari ke depan,” kata Fachri Rajab, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG dalam sebuah konferensi pers. [Xinhua]