JOHANNESBURG – Sebanyak 212 orang tewas dalam aksi protes yang diwarnai kekerasan di wilayah timur Afrika Selatan (Afsel) dalam sepekan terakhir, kata Pelaksana Tugas Menteri di Kepresidenan Afrika Selatan Khumbudzo Ntshavheni pada Jumat (16/7) dalam konferensi pers.
KwaZulu-Natal (KZN) melaporkan tambahan 89 kematian pada Jumat, sehingga total kumulatifnya menjadi 180 kematian, sementara Gauteng mencatat total 32 kematian. Pihak kepolisian telah menangkap 862 orang di Gauteng dan 1.692 lainnya di KZN, menurut pejabat itu.
Ntshavheni mengatakan situasi di Gauteng dan KZN “perlahan namun pasti” telah kembali normal sejak Kamis (15/7), meski ada beberapa area di KZN yang situasinya masih tegang. Pihak kepolisian menerima laporan 1.488 kasus di KZN dalam semalam, tetapi tidak ada kasus baru yang dilaporkan di Gauteng.
Polisi menangkap dua terduga pelaku di KZN dengan 4.000 butir amunisi dan senjata api tak berlisensi.
Jumlah anggota Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (South African National Defense Force/SANDF) yang dikerahkan ditambah menjadi 25.000. Mereka tetap berjaga di pusat-pusat kerusuhan di Gauteng dan dikerahkan juga ke sejumlah provinsi lain karena “kami tidak ingin para provokator mengambil keuntungan dari provinsi lainnya,” sebut pejabat itu.
Ntshavheni mengatakan pemerintah sedang berupaya untuk segera menyusun rencana guna menjamin pemulihan ekonomi. Jalan raya N2 dan N3 kini sudah dibuka kembali. Penyaluran barang-barang esensial, makanan, pasokan medis, dan bahan bakar juga sudah dimulai.
Pengembalian barang-barang yang dijarah sedang dilakukan dan pihak kepolisian terus menerima informasi, imbuhnya. [Xinhua]