BERLIN – Bencana banjir yang terjadi pekan lalu di Jerman menyebabkan infrastruktur jaringan kereta negara itu mengalami “kerusakan terparah dalam sejarah”, menurut operator jaringan kereta nasional Deutsche Bahn (DB) di Berlin pada Jumat (23/7).
“Infrastruktur kami belum pernah mengalami kerusakan dengan skala ini dalam sekali kejadian,” ujar Volker Hentschel, anggota dewan DB Netz, anak perusahaan operator jaringan kereta itu. “Kami sedang menghadapi tantangan yang luar biasa.”
Pekan lalu, bencana banjir yang disebabkan curah hujan yang tinggi memblokir jalanan dan jalan raya, memutus aliran listrik, serta menghanyutkan sejumlah rumah di Jerman. Negara bagian federal Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate menjadi wilayah yang terdampak paling parah, dengan sedikitnya 170 orang tewas dan banyak lainnya masih hilang.
Nilai kerusakan yang dialami infrastruktur jaringan kereta di Jerman mencapai hampir 1,3 miliar euro (1 euro = Rp17.112), dengan sekitar 50 jembatan, 40 kotak sinyal, 180 titik perlintasan kereta, serta lebih dari 1.000 tiang untuk sinyal dan listrik aliran atas (LAA) mengalami kerusakan, ungkap DB.
Operator jaringan kereta itu menargetkan untuk “memulihkan sekitar 80 persen infrastruktur yang rusak” sampai akhir tahun ini, kata Hentschel. Namun, karena beberapa rute di bagian barat Jerman masih terendam banjir atau sepenuhnya hilang, proses rekonstruksi akan memakan waktu “berbulan-bulan, jika tidak bertahun-tahun.”
Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate berpotensi kembali dihantam hujan lebat dan badai petir selama akhir pekan, menurut badan cuaca Jerman DWD pada Jumat. Di beberapa area, curah hujan diperkirakan dapat mencapai hingga 40 liter per meter persegi. [Xinhua]