NEW DELHI – Hampir 3.000 dokter junior yang melakukan aksi mogok kerja di enam perguruan tinggi kedokteran pemerintah di Negara Bagian Madhya Pradesh, India tengah, ramai-ramai mengundurkan diri dari posisi mereka, menurut para pejabat pada Jumat (4/6).
Para dokter junior itu mengajukan pengunduran diri pada Kamis (3/6), beberapa jam setelah pengadilan tinggi Madhya Pradesh memerintahkan mereka untuk melanjutkan tugas dalam waktu 24 jam setelah menyebut aksi protes itu “ilegal”.
“Pemerintah tidak menerima tuntutan kami namun hanya memberi kami jaminan, sehingga kami tidak mengakhiri aksi mogok ini,” kata Sekretaris Asosiasi Dokter Junior Madhya Pradesh (Madhya Pradesh Junior Doctors Association/MPJDA) Ankita Tripathi seperti dikutip media setempat. “Sejauh ini, 3.000 dokter junior telah mengajukan pengunduran diri kepada dekan perguruan tinggi masing-masing.”
Para dokter itu juga mengumumkan bahwa mereka akan mengajukan keberatan atas putusan pengadilan tinggi tersebut.
Para dokter junior itu mulai menggelar aksi mogok tanpa batas pada Senin (31/5) untuk menuntut kenaikan gaji dan pengobatan gratis bagi mereka dan keluarga mereka jika terinfeksi COVID-19.
Pengadilan mengatakan jika dokter yang terlibat dalam aksi tersebut tidak melanjutkan tugas dalam jangka waktu yang ditentukan, pemerintah negara bagian harus mengambil tindakan tegas terhadap mereka.
Pengadilan juga mengecam keputusan para dokter junior untuk melakukan aksi mogok di tengah pandemi dan mengatakan langkah seperti itu tidak boleh mendapat dukungan selama krisis kesehatan. [Xinhua]