BANDAR SERI BEGAWAN – Volume perdagangan bilateral antara China dan Brunei mencatat pertumbuhan 72,5 persen tahun lalu, tertinggi di antara mitra-mitra ASEAN China lainnya, ungkap Duta Besar China untuk Brunei Darussalam Yu Hong pada Sabtu (10/4).
Dalam acara penganugerahan penghargaan Kompetisi Desain Logo untuk memperingati 30 tahun hubungan diplomatik Brunei-China, Yu mengatakan kedua negara telah menikmati sejarah panjang pertukaran dan hubungan baik yang terjalin sejak 2.000 tahun lalu ketika Jalur Sutra Maritim menyatukan kedua bangsa.
“Pada 30 September 1991, kedua negara secara resmi menjalin hubungan diplomatik, menandai babak baru persahabatan bilateral,” kata sang dubes.
“Selama 30 tahun terakhir telah terjalin kerja sama yang semakin mendalam dan hubungan yang semakin erat antara kedua negara. Volume perdagangan bilateral meningkat dari 719 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.565) pada 2016 menjadi 1,91 miliar dolar AS pada 2020. Secara khusus, kerja sama bilateral tumbuh melawan segala rintangan pada 2020, dengan volume perdagangan naik 72,5 persen, menempati urutan pertama di antara negara-negara ASEAN,” katanya.
Investasi China di Brunei merambah berbagai bidang, yang tak hanya berkontribusi pada industri hilir minyak dan gas, dan peningkatan efisiensi operasional pelabuhan serta lapangan kerja lokal, tetapi juga membantu meningkatkan upaya Brunei dalam mencapai target diversifikasi ekonomi, Brunei digital, dan Brunei sehat, imbuh sang dubes.
“Sejak pandemi COVID-19 merebak, kedua negara telah menunjukkan simpati dan dukungan terhadap satu sama lain, serta melakukan kerja sama yang efektif dalam pengendalian epidemi. Ketika sebagian besar negara menghadapi kekurangan pasokan vaksin yang parah, China mendonasikan vaksinnya kepada Brunei meski permintaan di dalam negeri pun tinggi, yang sepenuhnya mencerminkan solidaritas dan persahabatan mendalam antara kedua negara kita,” kata Yu.
“Melalui upaya bersama kedua belah pihak, hubungan China-Brunei telah menjadi model kesetaraan dan saling menguntungkan antara negara besar dan kecil,” imbuh sang dubes. [Xinhua]