BEIJING – Para produsen ekskavator China mencatat geliat bisnis yang pesat sejak awal tahun. Para analis mengatakan hal itu didorong oleh lonjakan permintaan pasar dan tanda-tanda rebound ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri.
Data dari Asosiasi Mesin Konstruksi China (CCMA) menunjukkan, pada kuartal pertama (Q1), 26 produsen ekskavator terkemuka China menjual total 126.941 mesin penggali, atau naik 85 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Selama periode yang sama, para produsen tersebut mengekspor total 13.376 unit ekskavator, melonjak 81,9 persen (yoy).
Seiring dengan melonjaknya pesanan baru, penjualan ekskavator pada Februari mencapai rekor tertinggi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, mencapai 28.305 unit, menurut CCMA.
Angka tersebut seringkali dianggap sebagai barometer kunci dari vitalitas suatu perekonomian.
Selain memaksimalkan pasar domestik, ekskavator China sedang berupaya memperkuat kehadirannya di pasar global.
Xuzhou Construction Machinery Group (XCMG) di Provinsi Jiangsu, China timur, adalah salah satu produsen ekskavator terkemuka China.
Pada 2 April, perusahaan tersebut siap mengirim lebih dari 200 unit ekskavator yang dibuat khusus ke Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Australia.
Meski pandemi COVID-19 melanda, penjualan ekskavator XCMG di luar negeri melawan tren penurunan, dengan naik lebih dari 50 persen (yoy) di pasar kelas atas Eropa, AS, dan Australia.
Dengan ekskavator buatannya diekspor ke 187 negara dan kawasan, pendapatan luar negeri menyumbang sekitar 30 persen dari total pendapatan perusahaan tersebut, menurut Wang Min, Ketua dan CEO XCMG.
Menurut Su Zimeng, Ketua CCMA, kapasitas pertumbuhan ekonomi China yang besar dan skala infrastruktur yang cukup besar menjadi faktor di balik ledakan penjualan ekskavator.
Statistik resmi menunjukkan bahwa selama periode Januari-Februari, investasi China di sektor infrastruktur dan industri manufaktur meningkat masing-masing 36,6 persen dan 37,3 persen (yoy).
China juga telah meningkatkan dukungan kebijakan dan fiskal untuk infrastruktur baru, yang dimasukkan dalam Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025).
Dalam laporan terbaru Prospek Ekonomi Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (6/4) memproyeksikan bahwa ekonomi China akan tumbuh hingga 8,4 persen pada 2021, 0,3 poin persentase lebih tinggi dibandingkan perkiraan bulan Januari.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing. (XHTV