BERLIN – Pendapatan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech meningkat sebesar 344 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 482,3 juta euro (1 euro = Rp17.065) pada 2020, berkat vaksin COVID-19 buatannya, menurut perusahaan itu pada Selasa (30/3)..
Pendapatan perusahaan yang dihasilkan dari vaksin COVID-19 saja mencapai 270,5 juta euro, menurut angka perkiraan berdasarkan data awal yang dibagikan dengan perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer, mitra BioNTech dalam pengembangan vaksin tersebut.
Hingga Maret 2021, perusahaan itu telah mengirim lebih dari 200 juta dosis vaksin ke lebih dari 65 negara dan kawasan, kata Ugur Sahin, salah satu pendiri sekaligus CEO BioNTech.
Setelah mengalami kerugian sebesar 179,2 juta euro sebelum pandemi COVID-19 pada 2019, BioNTech membukukan laba bersih 15,2 juta euro pada 2020.
Hingga saat ini, BioNTech dan Pfizer telah menandatangani pesanan untuk 1,4 miliar dosis vaksin COVID-19 pada 2021. Kedua perusahaan tersebut berharap dapat menambah kapasitas produksi hingga 2,5 miliar dosis pada akhir tahun.
“Kami akan terus fokus pada inovasi di bidang COVID-19 dengan mengembangkan sejumlah formulasi baru dan menangani berbagai varian vaksin, serta memulai uji coba baru di subpopulasi tambahan,” kata Sahin.
Lebih dari tiga bulan setelah dimulainya program vaksinasi virus corona di Jerman, sekitar 3,96 juta orang telah divaksinasi penuh per Senin (29/3), membuat tingkat vaksinasi negara itu menjadi 4,8 persen, menurut Robert Koch Institute.
Saat dunia sedang berjuang untuk mengatasi pandemi, vaksinasi dilaksanakan di semakin banyak negara dengan vaksin virus corona yang telah mendapatkan izin.
Sementara itu, 267 kandidat vaksin, dengan 83 di antaranya dalam tahap uji klinis, tengah dikembangkan di sejumlah negara di dunia termasuk Jerman, China, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, menurut informasi yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Maret. [Xinhua]