BEIJING – Pelacakan asal-usul COVID-19 memang ternodai politik, tetapi bukan oleh China, melainkan oleh negara-negara tertentu termasuk Amerika Serikat (AS), kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Kamis (8/4).
Pernyataan itu disampaikan Zhao menanggapi pertanyaan tentang surat terbuka dari 24 ilmuwan dan peneliti asal Eropa, AS, Australia, dan Jepang, yang mengklaim bahwa studi bersama WHO-China dinodai oleh politik tanpa jawaban yang kredibel tentang bagaimana kemunculan awal pandemi.
Menyebut bahwa surat terbuka itu muncul tepat setelah peluncuran laporan WHO tentang asal mula COVID-19, dan surat terbuka lainnya yang ditulis oleh kelompok orang yang hampir sama yang dikeluarkan pada 4 Maret sebelum peluncuran laporan tersebut, Zhao mengatakan periode waktunya mengungkapkan niat mereka untuk memberikan tekanan pada WHO dan tim ahli.
Terlihat jelas apakah tujuan mereka adalah untuk memberikan saran terhadap penelitian pelacakan asal-usul (COVID-19) secara ilmiah dan profesional, ataukah untuk menarget suatu negara dengan praduga bersalah, papar Zhao.
“Mereka tetap melakukan politisasi isu penelusuran asal-usul, merusak dan mengganggu kerja sama antara China dan WHO, menyerang dan mencemarkan nama baik China, dan secara terbuka menantang penelitian ilmiah dan independen para ilmuwan,” tuturnya.
Ini akan merusak kerja sama pelacakan asal-usul global dan memengaruhi upaya penanggulangan pandemi global, imbuhnya. [Xinhua]