KATHMANDU – Pemerintah Nepal memutuskan akan menggunakan vaksin COVID-19 sumbangan China untuk memvaksinasi warga berusia 40-59 tahun, menurut seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal.
Satu gelombang pengiriman vaksin China tiba di Nepal pada 29 Maret sebagai pendongkrak utama bagi kampanye vaksinasi COVID-19 di negara Himalaya tersebut.
“Pemerintah telah memutuskan untuk menyuntikkan vaksin COVID-19 sumbangan China kepada warga berusia 40-59 tahun dari rumah sakit dan institusi kesehatan dengan infrastruktur yang memadai,” tutur Jageshwor Gautam, juru bicara kementerian tersebut, dalam konferensi pers pada Rabu (31/3). “Kartu identitas vaksinasi yang berbeda akan didistribusikan kepada warga yang menerima vaksin buatan China itu.”
Juru bicara itu menyampaikan bahwa persiapan tambahan untuk penyuntikan vaksin buatan China itu akan didasarkan pada rekomendasi Komite Penasihat Imunisasi Nasional, badan pemerintah yang bertanggung jawab memberikan rekomendasi yang diperlukan terkait penggunaan vaksin.
Dr. Jhalak Sharma Gautam, Kepala Program Imunisasi Nasional yang dinaungi Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal, pada Senin (29/3) mengatakan kepada Xinhua bahwa komite yang juga dinaungi kementerian kesehatan itu telah merekomendasikan penggunaan vaksin China di kalangan warga yang bermukim di area geografis tertentu atau yang masuk dalam kelompok profesi tertentu.
Namun, dia menuturkan belum ada keputusan terkait kapan pemerintah Nepal akan memulai proses inokulasi menggunakan vaksin China tersebut.
Sebelumnya pada 17 Februari, Departemen Administrasi Obat-obatan selaku badan regulator obat di Nepal telah menyetujui penggunaan darurat vaksin sel vero yang dikembangkan Beijing Institute of Biological Products Co., Ltd., perusahaan China yang dinaungi Sinopharm, di Nepal.
Vaksin buatan China tiba di Nepal ketika negara Himalaya tersebut tengah berjuang untuk mendapatkan pasokan vaksin yang mencukupi guna melanjutkan kampanye vaksinasinya.
Nepal memulai kampanye vaksinasi COVID-19 pada 27 Januari dan sejauh ini telah menginokulasi lebih dari 1,7 juta warganya dalam dua tahap, menurut kementerian itu.
Dalam tahap pertama, para tenaga kesehatan, petugas sanitasi, staf kantor diplomatik, dan wartawan menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19. Sementara warga berusia 65 tahun ke atas menjalani vaksinasi dalam tahap kedua, kata kementerian tersebut.
Kampanye vaksinasi ini diadakan menggunakan vaksin Covishield yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca serta diproduksi oleh Institut Serum India. [Xinhua]