BRUSSEL – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) pada Rabu (14/4) sepakat untuk menarik seluruh pasukan angkatan bersenjata mereka dari Afghanistan setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa pihkanya Akan Tarik Pasukan dari Afghanistan pada 11 September.
AS menginvasi Afghanistan pada 2001 setelah serangan 9/11, dan para anggota NATO lainnya juga mengerahkan pasukan militer ke negara itu, “untuk menghadapi al-Qaeda dan mereka yang menyerang AS, dan untuk mencegah teroris menggunakan Afghanistan sebagai tempat perlindungan untuk menyerang kita,” menurut sebuah pernyataan setelah pertemuan virtual para menteri luar negeri dan pertahanan NATO pada Rabu.
Mengingat hal itu dan mengakui bahwa tidak ada solusi militer untuk tantangan yang dihadapi Afghanistan, para sekutu NATO memutuskan memulai penarikan militer pada 1 Mei dan akan menyelesaikannya dalam beberapa bulan, papar pernyataan itu, menambahkan bahwa penarikan ini akan dilakukan “secara tertib, terkoordinasi, dan terencana.”
“Setiap serangan Taliban terhadap pasukan sekutu selama penarikan ini akan dibalas dengan respons tegas,” katanya. Menarik pasukan tidak berarti mengakhiri hubungan NATO dengan Afghanistan. Ini justru akan menjadi “awal dari babak baru,” papar pernyataan itu.
“Kami datang ke Afghanistan bersama, kami telah menyesuaikan sikap kami bersama, dan kami bersatu untuk pergi bersama,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
“Para sekutu dan mitra akan terus mendukung rakyat Afghanistan, tetapi kini saatnya rakyat Afghanistan yang membangun perdamaian berkelanjutan,” tutur Stoltenberg.
Saat ini, terdapat sekitar 10.000 tentara NATO di Afghanistan. [Xinhua]