Menurut laporan terbaru Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm tentang penjualan senjata global pada 2020, perusahaan-perusahaan AS terus mendominasi pemeringkatan. Jika digabung, penjualan senjata dari 41 perusahaan AS mencapai 285 miliar dolar AS, meningkat 1,9 persen dibandingkan pada 2019. Sementara itu, sejak 2018, lima perusahaan teratas dalam pemeringkatan tersebut seluruhnya berbasis di AS.
STOCKHOLM, Amerika Serikat (AS) kembali memimpin dalam hal jumlah perusahaan senjata yang berada di peringkat 100 teratas, dengan penjualan senjata dari 41 perusahaan AS menyumbang 54 persen dari total penjualan senjata 100 perusahaan teratas dunia, ungkap Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (Stockholm International Peace Research Institute/SIPRI) dalam sebuah laporan pada Senin (6/12).
Menurut laporan terbaru institut tersebut tentang penjualan senjata global pada 2020, perusahaan-perusahaan AS terus mendominasi pemeringkatan. Jika digabung, penjualan senjata dari 41 perusahaan AS mencapai 285 miliar dolar AS (1 dolar AS = 14.437), meningkat 1,9 persen dibandingkan pada 2019. Sementara itu, sejak 2018, lima perusahaan teratas dalam pemeringkatan tersebut seluruhnya berbasis di AS.
Laporan itu menyebut bahwa industri senjata AS sedang mengalami gelombang merger dan akuisisi. Untuk memperluas portofolio produk mereka dan dengan demikian memperoleh keunggulan kompetitif saat mengajukan penawaran kontrak, banyak perusahaan senjata besar AS memilih untuk merger atau mengakuisisi perusahaan yang menjanjikan.

“Tren ini terutama terlihat di sektor luar angkasa,” ujar Alexandra Marksteiner, peneliti dari Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI. “Northrop Grumman dan KBR termasuk di antara beberapa perusahaan yang telah mengakuisisi perusahaan bernilai tinggi yang berspesialisasi dalam teknologi luar angkasa selama beberapa tahun terakhir.”
Secara global, penjualan senjata dan layanan militer oleh 100 perusahaan terbesar di industri tersebut mencapai 531 miliar dolar AS pada 2020, meningkat 1,3 persen secara riil dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka itu tercatat 17 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2015, menandai tahun keenam berturut-turut pertumbuhan penjualan senjata oleh 100 perusahaan teratas.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa penjualan senjata telah meningkat bahkan ketika perekonomian global mengalami kontraksi 3,1 persen selama tahun pertama pandemi COVID-19.
“Raksasa-raksasa industri itu sebagian besar terlindung oleh permintaan pemerintah yang berkelanjutan untuk barang dan jasa militer,” ujar Marksteiner. “Di sebagian besar wilayah di dunia, belanja militer membukukan pertumbuhan dan beberapa pemerintah bahkan mempercepat pembayaran ke industri senjata guna mengurangi dampak krisis COVID-19.”
Berkantor pusat di Stockholm, penelitian SIPRI mencakup konflik internasional, persenjataan, kontrol senjata, dan pelucutan senjata. Selesai