Foto dokumentasi ini menunjukkan sebuah kapal angkatan laut dan helikopter menjalankan operasi penyelamatan di pesisir Laut Hitam di dekat Sochi, Rusia.
MOSKOW, 12 November (Xinhua) — Rusia tidak akan menoleransi kehadiran permanen angkatan laut non-Laut Hitam di kawasan tersebut, demikian disampaikan Nikolai Patrushev, bawahan Presiden Rusia Vladimir Putin sekaligus ketua badan pemerintah Rusia Maritime Collegium, pada Senin (11/11).
“Pihak Barat harus memahami dengan jelas bahwa Rusia tetap berpegang pada pendiriannya terkait Laut Hitam, dan kami tidak akan mengizinkan posisi kami di kawasan ini dilemahkan,” kata Patrushev kepada media setempat.
Dia memperingatkan bahwa Moskow tidak akan menoleransi kehadiran permanen angkatan laut negara-negara nonriparian di kawasan tersebut, yang melanggar Konvensi Montreux.
Patrushev mengatakan Rusia mempertahankan posisinya “sebagai salah satu kekuatan angkatan laut terdepan di dunia”, dengan armada negara itu melaksanakan seluruh tugasnya dengan percaya diri, terutama dalam hal penangkalan nuklir.
Dia menuturkan bahwa belum lama ini, dua kapal selam strategis Rusia menuntaskan perjalanan di bawah es sejauh 4.000 mil laut atau 7.408 kilometer dari Armada Utara hingga Armada Pasifik.
“Operasi ini penting dalam konteks revisi doktrin nuklir nasional,” ujar Patrushev.
Berdasarkan Konvensi Montreux yang ditandatangani pada 1936, kapal angkatan laut dari negara-negara nonriparian harus terlebih dahulu menginformasikan kepada Turkiye mengenai aktivitas pelayaran mereka di selat Bosphorus dan Dardanelles, yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Hitam. Perjanjian itu membatasi masa persinggahan mereka di Laut Hitam menjadi 21 hari dan memberi izin kepada Turkiye untuk memangkas masa transit kapal militer saat perang, kecuali bagi kapal yang hendak kembali ke pangkalannya. [Xinhua]