LONDON – Sekitar 64 persen veteran wanita dan 58 persen wanita yang masih aktif bertugas saat ini di Inggris dilaporkan mengalami perundungan, pelecehan dan diskriminasi selama karier mereka, menurut laporan parlemen pada Minggu (25/7).
Diterbitkan oleh Subkomite Pertahanan Wanita Angkatan Bersenjata di House of Commons (majelis rendah Parlemen Inggris), laporan itu menyebutkan bahwa terdapat bukti yang “sangat mengejutkan” terkait praktik perundungan, pelecehan seksual, penyerangan seksual, dan pemerkosaan yang menimpa para prajurit wanita.
Pada saat yang sama, sebagian besar wanita yang menanggapi survei besar oleh komite itu mengungkapkan mereka tidak percaya bahwa pihak militer telah cukup berupaya untuk mengatasi masalah tersebut mengingat enam dari 10 perempuan tidak melaporkan perundungan, pelecehan, dan diskriminasi yang mereka alami.
“Dari mereka yang mengajukan komplain, sepertiga menilai pengalamannya ‘sangat buruk’,” imbuh laporan itu.
“Sayangnya, kisah yang kami dengar menunjukkan gambaran yang sulit tentang wanita di militer. (Seperti) laporan tentang perundungan, pelecehan, diskriminasi, perilaku ‘sembrono’, serta terkadang serangan seksual dan pemerkosaan yang serius. Sistem pengaduan, sebagaimana adanya, sangat tidak memadai dan membuat sebagian besar merasa tidak mampu untuk menyampaikan (permasalahan mereka),” kata veteran militer Sarah Atherton yang memimpin subkomite tersebut.
Dia mengatakan komite itu mendengar adanya dugaan perwira senior yang menyembunyikan berbagai pengaduan untuk melindungi reputasi dan karier mereka sendiri.
“Jelas dari laporan ini bahwa lebih banyak upaya bisa dan harus dilakukan untuk melindungi serta menyediakan kebutuhan bagi prajurit dan veteran wanita, yang terlalu sering dikecewakan oleh Kementerian Pertahanan. Di mana ada ketidakadilan, perbaikan harus dilakukan. Masalah serangan seksual dan pemerkosaan di militer ini sangat mendesak,” kata Tobias Ellwood, Ketua Komite Pertahanan House of Commons. [Xinhua]