BANGKOK – Pakta militer antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia, yang dikenal sebagai AUKUS, menimbulkan risiko proliferasi bahan dan teknologi nuklir, serta mengancam perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Asia-Pasifik, kata seorang pakar asal Thailand.
“Saya cukup yakin bahwa AUKUS menimbulkan risiko proliferasi bahan dan teknologi nuklir,” kata Surasit Thanadtang, Direktur Pusat Penelitian Strategis Thailand-China, lembaga riset yang berada di bawah naungan Dewan Riset Nasional Thailand, kepada Xinhua dalam sebuah wawancara.
Pakta itu akan memungkinkan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya, kata Surasit, menambahkan bahwa dengan teknologi yang disediakan oleh AS, Australia akan melangkah lebih jauh ke teknologi persenjataan, yang kemungkinan membawa dampak lebih banyak pada perdamaian, stabilitas, dan keamanan kawasan.
“Pakta AUKUS mungkin merupakan perjanjian keamanan paling signifikan di antara ketiga negara itu sejak Perang Dunia II, dan (pakta) itu berfokus pada kemampuan militer,” katanya.
Surasit menyatakan bahwa AS berbagi teknologi kapal selam untuk pertama kalinya dalam 50 tahun, dan kali ini mungkin lebih menantang bagi kawasan tersebut karena penggunaan bahan uranium yang sangat diperkaya (highly enriched uranium/HEU).
“Itu sudah tergolong nuklir tingkat senjata. Bukan nuklir untuk pembangunan damai,” kata pakar itu.
Agar lebih efektif menjaga perdamaian, stabilitas, dan pembangunan kawasan, Surasit mengatakan negara-negara harus menjunjung tinggi upaya untuk mendorong dan menjalin kerja sama keamanan berdasarkan konsep baru yang menekankan kerja sama bersama dan komprehensif dalam memastikan keamanan berkelanjutan dan menciptakan kerangka tata kelola keamanan yang berkarakteristik kawasan.
Negara-negara di kawasan tersebut harus bersama-sama membangun jalan perdamaian, sementara faktor-faktor kunci keberhasilannya akan mencakup lingkungan yang relatif stabil dan upaya bersama untuk membangun jaringan pembangunan, baik hard skill maupun soft skill bagi kaum muda, dengan kontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan, ujarnya.
Dia menyatakan bahwa alih-alih kapal selam bertenaga nuklir, yang paling dibutuhkan kawasan ini adalah penelitian dan pengembangan kelautan dalam bidang kemanusiaan, bantuan bencana tepi laut, penanggulangan terorisme dan kejahatan transnasional, serta pembangunan ramah lingkungan kawasan laut. [Xinhua]