NANJING, Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army/PLA) China merampungkan semua tugas dalam rangkaian operasi militer gabungan yang dilakukan baru-baru ini di wilayah perairan dan udara sekitar Pulau Taiwan, demikian disampaikan juru bicara (jubir) Komando tersebut pada Rabu (10/8).
Operasi yang melibatkan pasukan dari berbagai matra tersebut secara efektif menguji kemampuan tempur terpadu angkatan bersenjata, kata Shi Yi, jubir Komando itu.
Komando tersebut akan secara cermat mengikuti perkembangan situasi di seluruh Selat Taiwan, terus melaksanakan pelatihan militer untuk kesiapsiagaan perang, dan mengorganisasi patroli keamanan kesiapan tempur yang dinormalisasi di Selat Taiwan demi mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial China, ujar Shi.
Operasi militer di sekitar Pulau Taiwan dimulai pada Selasa (2/8) malam, ketika Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, mendarat di daerah Taiwan, China.
Pasukan Roket di bawah Komando Palagan Timur meluncurkan berbagai jenis rudal konvensional yang menyasar wilayah maritim yang ditentukan di sebelah timur Pulau Taiwan, sementara tentara melancarkan serangan presisi di sejumlah area tertentu di bagian timur Selat Taiwan, menurut Shi.
Dalam beberapa hari terakhir, tentara dari Angkatan Laut, Angkatan Udara, Pasukan Roket, Pasukan Pendukung Strategis, dan Pasukan Pendukung Logistik di bawah Komando Palagan Timur melakukan latihan dan pelatihan gabungan di wilayah perairan dan udara di lepas pantai utara, barat daya, dan tenggara Pulau Taiwan, termasuk operasi blokade gabungan, serangan terhadap target di darat dan laut, kontrol wilayah udara, latihan anti-kapal selam gabungan, serta dukungan dan logistik terpadu.
Kemampuan tempur terpadu angkatan bersenjata telah ditingkatkan dan kesiapan mereka dalam respons darurat telah teruji, tutur Shi.
Persenjataan baru termasuk pesawat tempur siluman, sistem peluncuran roket ganda, dan pesawat pengisian bahan bakar YY-20 dikerahkan dalam operasi tersebut. [Xinhua]