YERUSALEM – Israel pada Senin (17/5) dini hari melancarkan serangan udara besar terbaru di Jalur Gaza, seraya mengklaim bahwa mereka telah menghancurkan sejumlah terowongan militan dan rumah milik sembilan pejabat Hamas.
Seorang juru bicara Israel menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan udara yang berlangsung sepanjang malam itu menargetkan sistem terowongan “Metro” Hamas di sebelah utara Jalur Gaza. Dalam serangan itu, sebanyak 54 jet tempur Israel menyerang sekitar 35 target teror dan sistem terowongan sepanjang 15 kilometer.
“Serangan ini merupakan bagian dari operasi signifikan Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) terhadap infrastruktur teror bawah tanah di Jalur Gaza,” kata pernyataan itu.
Dalam serangkaian serangan udara sepanjang malam yang terpisah, sejumlah jet tempur dan pesawat Israel mengebom sembilan rumah milik komandan senior Hamas, menurut pihak militer. “Hunian yang diserang itu digunakan sebagai infrastruktur teror. Beberapa di antaranya digunakan untuk menyimpan senjata,” lanjut pernyataan tersebut.
Pengeboman itu terjadi sehari setelah Israel menyerang rumah milik pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan sedikitnya empat pejabat Hamas lainnya di Gaza.
Serangan itu dilakukan menyusul pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang disiarkan televisi pada Minggu (16/5). Dia menyampaikan bahwa tindakan ofensif tersebut akan dilanjutkan “dengan kekuatan penuh” dan akan berlangsung “selama diperlukan,” kendati terdapat upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata demi meredam aksi kekerasan yang mematikan tersebut.
Menurut sebuah pemberitahuan militer pada Senin, sejak dimulainya tindakan ofensif yang disebut operasi “Penjaga Tembok” oleh militer Israel, sebanyak 3.150 roket ditembakkan dari Jalur Gaza menuju wilayah Israel. Sekitar 460 di antaranya gagal mencapai Israel dan jatuh di wilayah Jalur Gaza. Sistem Pertahanan Udara Kubah Besi (Iron Dome) Israel telah mencegat sekitar 90 persen dari jumlah roket tersebut, sebut militer Israel.
Sedikitnya 188 orang tewas di wilayah kantong Palestina yang terkepung itu, termasuk 55 anak dan 33 wanita. Sebaliknya, roket-roket yang ditembakkan oleh kelompok militan di Gaza telah menewaskan 10 orang, termasuk satu anak laki-laki berusia lima tahun, satu tentara, dan dua wanita. [Xinhua]