LONDON – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis (8/7) mengumumkan penarikan seluruh pasukan Inggris dari Afghanistan, mengindikasikan berakhirnya misi militer Inggris dalam konflik yang telah berlangsung dua dekade itu.
“Seluruh pasukan Inggris yang ditugaskan dalam misi NATO di Afghanistan saat ini tengah dipulangkan,” kata Johnson di hadapan House of Commons, majelis rendah dalam parlemen Inggris.
Sang perdana menteri tidak mengungkap jadwal pasti kepulangan pasukan untuk alasan keamanan, namun menambahkan bahwa sebagian besar dari 750 pasukan Inggris yang tersisa sudah meninggalkan Afghanistan. Selama dua dekade terakhir, 150.000 personel angkatan bersenjata Inggris bertugas di Afghanistan, dan 457 di antaranya meninggal dunia, menurut Johnson.
Inggris memulangkan pasukannya menyusul pengumuman oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada April yang menyebutkan bahwa seluruh pasukan AS akan meninggalkan Afghanistan sebelum 11 September, peringatan 20 tahun serangan teroris yang menyeret AS ke dalam perang terpanjangnya.
Johnson mengatakan Inggris akan menggunakan “segala bentuk alat diplomatik dan kemanusiaan” untuk mendukung pembangunan dan stabilitas Afghanistan, termasuk bantuan pembangunan sebesar lebih dari 100 juta poundsterling (1 poundsterling = Rp20.057) tahun ini, serta dana 58 juta poundsterling untuk pasukan pertahanan dan keamanan nasional Afghanistan. [Xinhua]