PHNOM PENH – Terlepas dari dampak ekonomi global akibat pandemi COVID-19, total volume perdagangan Kamboja tetap positif, mencapai 35,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.577) tahun lalu, naik 2,5 persen dibanding tahun sebelumnya, demikian dilaporkan media setempat pada Jumat (2/4).
Total nilai ekspor Kamboja mencapai 17,21 miliar dolar AS, naik 16,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020, sementara total nilai impornya mencapai 18,59 miliar dolar AS, turun 7,84 persen, menurut surat kabar Khmer Times, mengutip laporan tahunan Kementerian Perdagangan Kamboja.
“Terlepas dari fakta bahwa negara ini sedang menghadapi penyebaran COVID-19 … ekspor dan impor Kamboja menunjukkan kinerja yang sangat baik pada tahun 2020,” ujar Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dalam laporan tersebut.
Mitra dagang utama Kamboja antara lain meliputi Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, China, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam.
Posisi sebagai produk ekspor utama negara Asia Tenggara itu masih diduduki oleh pakaian dengan total nilai ekspor 7,42 miliar dolar AS tahun lalu (turun 10 persen yoy), alas kaki dengan 1,11 miliar dolar AS (turun 11,6 persen yoy), serta produk perjalanan dengan 964 juta dolar AS (turun 10,6 persen yoy), papar laporan tersebut.
Namun, negara kerajaan itu mencatat peningkatan dalam ekspor peralatan listrik, sepeda, beras giling, furnitur, karet, serta sayuran dan buah-buahan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Phnom Penh. (XHTV)