[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=svSfGBWts6E” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
URUMQI – Sebagai wilayah penghasil kapas terbesar di China, Daerah Otonom Uighur Xinjiang mencatatkan output kapas tahunan sekitar lima juta ton, menyumbang lebih dari 80 persen produksi kapas dalam negeri.
Kapas merupakan sumber pendapatan utama bagi para petani di Xinjiang, yang menyumbang 80 persen lebih pendapatan pertanian di wilayah itu. Lebih dari 50 persen petani di Xinjiang menanam kapas, sementara industri tekstil menciptakan hampir 600.000 lapangan pekerjaan lokal, menurut Asosiasi Kapas China.
Meski beberapa media dan perusahaan Barat mengklaim bahwa China “memaksa” penduduk Uighur melakukan kerja paksa untuk menanam kapas di Xinjiang, kenyataannya jauh berbeda. [Xinhua]