WELLINGTON – Pada tahun 1990-an, kaka, burung khas Selandia Baru, dikategorikan sebagai hewan yang hampir punah di kepulauan utama negara itu. Namun, Zealandia Eco-sanctuary mencatat lebih dari 1.000 anakan burung kaka dalam 20 tahun terakhir berkat upaya pelestarian dari sebuah program pelepasan kembali hewan ke habitatnya (reintroduksi).
Sebelum ditinggalkan akibat risiko potensi gempa pada 1997, Zealandia merupakan sebuah bendungan untuk pasokan air warga setempat di dekat pusat kota Wellington. Tahun 1999, pagar dengan panjang 8,6 km dan tinggi 2,2 meter dirancang dan dibangun di sekeliling area bendungan, spesies hama dimusnahkan dalam bulan-bulan berikutnya, dan program pelepasan kembali spesies asli dimulai pada akhir tahun 2000.
Pada 2002, 14 burung kaka hasil penangkaran dilepaskan kembali ke Zealandia. Sampai saat ini, burung kaka dengan pita pelacak berhasil teridentifikasi berada hingga 200 km dari Wellington, yang berarti burung-burung itu telah sukses membangun sarang di luar cagar alam tersebut.
Zealandia tidak hanya menjadi suaka bagi burung kaka, tetapi juga tempat berlindung bagi hihi, takahe, kiwi, saddleback, yang kesemuanya merupakan burung asli Selandia Baru yang terancam punah, serta rumah bagi lebih dari 200 tuatara, sejenis reptil dari zaman Dinosaurus.
Bendungan yang dahulu ditinggalkan itu kini menjadi suaka bagi berbagai jenis burung, hewan, dan tanaman yang terancam punah. [Xinhua]