XI’AN – Seekor panda betina yang menemukan kegemaran baru bermain di air menarik perhatian para penjaganya di Pusat Penelitian Panda Raksasa Qinling di Provinsi Shaanxi, China barat laut, karena mereka meyakini panda raksasa itu sedang dalam masa berahi.
Para peneliti di pusat tersebut, yang menjadi rumah bagi 32 panda raksasa, sibuk memantau dan mempelajari aktivitas pembiakan hewan itu, khususnya memverifikasi apakah panda-panda telah memulai siklus estrus mereka.
Panda raksasa biasanya mengalami estrus dari Februari hingga Mei setiap tahun, dengan April sebagai musim puncak. Demi menciptakan kondisi terbaik untuk kawin, para penjaga harus melacak waktu siklus estrus secara tepat.
Namun, ada banyak tantangan karena siklusnya hanya terjadi setahun sekali bagi panda di penangkaran, yang hanya berlangsung selama satu atau dua pekan. Lebih buruk lagi, periode kawinnya seringkali berlangsung kurang dari sehari, dan terkadang hanya beberapa jam.
Saat ini, terdapat dua metode utama untuk menentukan apakah panda raksasa berada dalam kondisi berahi. Salah satu metodenya adalah dengan cara observasi tradisional, dan metode lainnya adalah dengan menguji hormon reproduksi mereka, menurut Zhang Danhui, seorang asisten dokter hewan di pusat tersebut.
Metode konvensional dapat menjadi tugas yang berat bagi para peneliti, karena mereka harus mengawasi panda sepanjang waktu secara bergiliran, mencatat kondisi mereka dan melakukan analisis.
Bukan tugas yang mudah bagi seorang penjaga tunggal untuk mengikuti dua calon pasangan hingga dini hari dengan senter untuk memantau prosesnya.
“Kami akan memperhatikan perilaku tertentu seperti apakah ekor mereka naik dan apakah mereka bermain atau mandi di air dingin,” papar Zhang.
Saat ini, pengujian hormon reproduksi, cara yang lebih ilmiah untuk mengurangi ketidakpastian, telah tersedia untuk menyelamatkan para peneliti yang kelelahan.
Mereka tidak lagi harus bergantung pada naluri dan pengalaman mereka sendiri untuk menentukan periode kawin. Sekarang, mereka dapat menyerahkan pekerjaan yang menjemukan itu pada teknologi modern.
Setelah hormon panda berubah, pusat tersebut akan mengumpulkan sampel urin dan secara bertahap meningkatkan frekuensi pengambilan sampel, kata Zhao Pengpeng, seorang dokter hewan senior di pusat itu.
“Ini seperti berpacu dengan waktu ketika beberapa panda memasuki periode berahi mereka selama musim puncak. Seringkali sampel urin mereka sebelumnya masih diuji ketika sampel urin terbaru dikumpulkan dan dikirim kepada kami,” tutur Shen Jiena, seorang asisten insinyur di pusat tersebut.
“Setiap menit atau detik sangat penting, karena periode kawin terbaik mungkin hanya berlangsung beberapa jam. Begitu Anda melewatkan periodenya, Anda harus menunggu tahun depan,” imbuhnya.
Setelah mengidentifikasi waktu terbaik untuk kawin, pusat itu kemudian akan membantu panda raksasa melakukan aktivitas kawin melalui perkawinan alami atau reproduksi dengan bantuan.
Pada 2020, empat panda raksasa lahir di pusat tersebut, yang merupakan pusat pembiakan panda raksasa terbesar ketiga di dunia.
“Kami bekerja keras membantu setiap panda betina yang cocok untuk berkembang biak melahirkan anaknya. Saat mereka melahirkan bayi baru, itu adalah momen yang membahagiakan bagi kami,” kata Zhang. [Xinhua]