BEIJING – Status panda raksasa liar di China telah diturunkan dari “terancam punah” (endangered) menjadi “rentan” (vulnerable) di tengah upaya aktif negara tersebut dalam perlindungan keanekaragaman hayati dan restorasi ekologi, demikian disampaikan seorang pejabat pada Rabu (7/7).
Populasi beberapa spesies langka dan terancam punah berangsur-angsur pulih. Jumlah harimau Siberia, gajah Asia, dan ibis jambul telah menunjukkan pertumbuhan pesat, kata pejabat dari Kementerian Ekologi dan Lingkungan China, Cui Shuhong, dalam sebuah konferensi pers.
Spesies langka dan terancam punah seperti panda raksasa liar, antelop Tibet, dan rusa milu hidup di lingkungan yang lebih baik. Panda raksasa telah dicoret dari daftar hewan yang terancam punah, dengan 1.800 ekor panda raksasa kini hidup di alam liar, ujarnya.
Cui mengaitkan peningkatan kondisi kehidupan satwa liar di China dengan upaya negara itu dalam membangun sistem cagar alam yang relatif lengkap, yang melindungi area ekosistem alami yang luas secara sistematis dan menyeluruh.
Hingga akhir 2019, China memiliki 11.800 cagar alam, yang mencakup 18 persen dari luas daratan negara itu dan memenuhi tujuan Target Keanekaragaman Hayati Aichi untuk melindungi 17 persen wilayah terestrial lebih cepat dari yang dijadwalkan, paparnya. Dia menambahkan bahwa China juga mendirikan sejumlah taman botani dan pusat pengembangbiakan satwa liar serta berhasil membiakkan sejumlah besar spesies langka dan terancam punah.
Proyek konservasi dan restorasi ekologi China, seperti inisiatif perlindungan hutan dan lahan basah serta larangan penangkapan ikan di lembah Sungai Yangtze, telah mendukung pemulihan spesies langka dan terancam punah, ujarnya.
Ke depan, China akan membangun sistem pemantauan yang komprehensif untuk konservasi keanekaragaman hayati, meningkatkan kerja sama internasional, dan mendorong partisipasi publik, tambahnya. [Xinhua]