LONDON – China baru-baru ini menjanjikan peningkatan dukungan untuk energi ramah lingkungan dan rendah karbon di negara-negara berkembang serta berhenti membangun proyek baru yang menggunakan bahan bakar batu bara di luar negeri.
Sementara itu, China juga akan berusaha untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060 mendatang.
Upaya ramah lingkungan berkelanjutan China dipuji oleh seorang pakar iklim di Inggris.
NIGEL TOPPING, High Level Climate Action Champion Inggris :
“Saya rasa dengan menentukan target waktu tersebut China akan memiliki dampak positif luar biasa bagi dunia. Ada banyak pekerjaan besar yang dilakukan dalam menghijaukan sistem keuangan di China.
Negara-negara yang memiliki sumber daya untuk berinvestasi di luar negeri mempunyai tanggung jawab nyata untuk bersatu dan memastikan bahwa upaya itu benar-benar mendorong menuju peradaban ekologis.
Bagaimana cara kita menghijaukan pembangunan internasional, mengingat pasca-COVID dunia memiliki kebutuhan besar untuk investasi di negara-negara ekonomi baru dan berkembang. China punya peran besar di sana. Jadi berdasarkan hal tersebut, tanpa pembiayaan proyek (berbahan bakar) batu bara, bagaimana kita benar-benar mempercepat penerapan sistem keuangan hijau di mana pun di dunia.
Komitmen Presiden China Xi Jinping untuk tidak lagi membiayai proyek (berbahan bakar) batu bara di luar negeri merupakan awal yang baik. Maksud saya, akan sangat bagus untuk melihat kerja sama seputar bagaimana kita bergerak menuju penghentian total penggunaan batu bara.”Pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi Keanekaragaman Hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP15) akan diselenggarakan dalam dua bagian pada tahun ini dan tahun depan di Kunming, China.
Topping juga menyampaikan harapan besarnya atas peran positif acara tersebut dalam membangun peradaban ekologis.
NIGEL TOPPING, High Level Climate Action Champion Inggris :
“Harapan saya adalah dua bagian COP ini terbukti dapat menjadi titik balik menuju aksi satu dasawarsa. Kita tahu kita tidak perlu memperdebatkan masalah itu lagi, dan kita sebenarnya tidak perlu memperdebatkan tujuannya. Tujuannya adalah peradaban ekologis, sebuah peradaban regeneratif.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari London. [XHTV]