SYDNEY – Dengan migrasi kawanan paus bungkuk yang saat ini mengarah ke utara di sepanjang pesisir timur Australia, Negara Bagian Queensland pada Rabu (16/6) menerapkan aturan pembatasan baru untuk melindungi mamalia laut raksasa itu.
Diperkirakan lebih dari 25.000 ekor paus akan melakukan perjalanan di sepanjang pesisir timur Australia hingga Agustus, dan kembali menuju Samudra Selatan mulai September hingga November.
Namun, migrasi paus-paus ini menarik ribuan penonton yang menaiki kapal. Berada terlalu dekat dengan seekor paus dapat menimbulkan bahaya karena paus bungkuk dapat melompat ke bagian atas kapal.
Seekor paus bungkuk dewasa dapat memiliki bobot sekitar 40 metrik ton dan gerakan renang mereka tidak dapat diprediksi selama migrasi.
Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan bahwa seorang pria bersama putra tirinya dilarikan ke rumah sakit di Negara Bagian New South Wales usai seekor paus mendarat di bagian dek kapal pada awal Juni.
Remaja itu mengalami cedera kepala serius dan dugaan patah tulang belakang, sementara sang ayah dirawat karena menderita dugaan gegar otak dan luka sayat di bagian wajah.
Pihak berwenang mengimbau para penggemar boating dan jet ski agar bersikap waspada terhadap keberadaan paus selama beberapa bulan mendatang.
Untuk mengurangi risiko, otoritas telah memerintahkan kapal-kapal agar berada setidaknya 100 meter dari posisi paus, sementara alat transportasi pribadi seperti jet ski wajib menjaga jarak sedikitnya 300 meter.
Untuk melindungi paus agar tidak tertabrak kapal, nakhoda dilarang memacu kapalnya lebih cepat dari 6 knot atau menciptakan arus ikut kapal (wake) dalam radius 300 meter dari lokasi kawanan paus.
Selain itu, pesawat nirawak (drone) tidak boleh diterbangkan melewati batas 100 meter dari lokasi paus.
Sanksi denda minimal 667 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.983) hingga 16.014 dolar Australia akan dijatuhkan jika melanggar aturan itu. [Xinhua]