KUNMING – Analisis awal oleh sebuah tim peneliti dari Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional (National Forestry and Grassland Administration/NFGA) China menunjukkan bahwa kawanan 15 ekor gajah Asia yang bermigrasi di seluruh China kemungkinan akan menghadapi kesulitan saat bergerak lebih jauh ke arah utara, karena kesesuaian habitat mereka menurun.
CHEN FEI, Pusat Penelitian Gajah Asia NFGA: “Mereka benar-benar tidak boleh pergi lebih jauh ke arah utara, jika tidak populasi manusia akan semakin padat, dan hutan akan menjadi lebih sedikit, termasuk tanaman yang bisa mereka makan di lahan pertanian. Tidak seperti di Xishuangbanna dan Yuanjiang, ada banyak buah dan tanaman tebu yang dapat dimakan. Jadi, dengan analisis berbagai faktor yang komprehensif, kami yakin bahwa tidak baik bagi kawanan itu untuk bergerak lebih jauh ke arah utara, dan kami tidak ingin mereka pergi ke utara.”
Kawanan tersebut telah bergerak 2,6 kilometer ke arah barat laut dan masih berkeliaran di Shijie di Kota Yuxi, Provinsi Yunnan, China barat daya.
Hewan-hewan itu terus aktif bergerak, mempersulit upaya untuk memandu dan memantau mereka serta menjaga mereka tetap aman.
Markas pusat tersebut telah melakukan studi terkait kompensasi kerugian yang disebabkan oleh kawanan gajah itu dan terus mengorganisir para ahli untuk menyusun rencana guna memandu migrasi mereka.
Kawanan tersebut melakukan perjalanan sekitar 500 km dari hutan asal mereka di Prefektur Otonom Etnis Dai Xishuangbanna sebelum mencapai Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, pada 2 Juni malam.
Selama lebih dari sebulan, otoritas mengerahkan personel kepolisian untuk mengawal kawanan itu, mengevakuasi jalan guna memfasilitasi perjalanan mereka, dan menggunakan makanan untuk mengalihkan perhatian gajah-gajah tersebut agar tidak memasuki daerah padat penduduk.
Gajah Asia sebagian besar ditemukan di Yunnan dan berada di bawah perlindungan negara tingkat A di China.
Berkat upaya perlindungan yang semakin meningkat, populasi gajah liar di provinsi tersebut bertambah menjadi sekitar 300 ekor, naik dari 193 ekor pada 1980-an.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kunming, China.(XHTV)