XI’AN -Tim peneliti China menemukan bahwa kera emas berhidung pesek, spesies primata pemakan daun yang hidup tersebar di ujung utara China, menimbun cadangan lemak selama musim panas dan musim gugur untuk mengatasi suhu dingin dan kelangkaan sumber daya pada musim dingin.
Baru-baru ini, hasil dua studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Laboratorium Utama untuk Konservasi Satwa Shaanxi, tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Ecography dan Journal of Animal Ecology sebagai artikel utama.
Sementara lebih dari 94 persen primata nonmanusia merupakan hewan tropis dan tidak dapat menoleransi suhu dingin ekstrem, kera emas pemakan daun yang hidup di Pegunungan Qinling itu menghadapi kombinasi suhu dingin dan tekanan sumber daya yang akut karena jumlah daun tidak melimpah dan tingginya permintaan energi pada musim dingin.
“Kera emas berhidung pesek hanya mengandalkan kuncup daun dan kulit kayu untuk memenuhi nutrisi dasar dan kebutuhan energi mereka pada musim dingin karena kelangkaan dedaunan,” ujar Hou Rong, penulis utama kedua makalah itu sekaligus peneliti di Laboratorium Utama untuk Konservasi Satwa Shaanxi.
Karena kera emas membutuhkan energi tambahan untuk mengatur suhu tubuh pada musim dingin, jumlah konsumsi energi harian mereka lebih besar dari asupannya, sehingga mengakibatkan defisit energi tertentu, tutur Hou.
Sejak 2011, para peneliti telah melakukan sejumlah studi di Cagar Alam Nasional Zhouzhi di lereng utara Pegunungan Qinling, dan mengambil sampel sekitar 140 ekor kera emas berhidung pesek.
Kera emas berhidung pesek juga melakukan serangkaian perubahan perilaku untuk membantu mengimbangi defisit energi pada musim dingin, termasuk menambah waktu makan, bergerak lebih sedikit, dan beristirahat lebih banyak dibandingkan pada musim yang lebih hangat.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Xi’an, China. (XHTV)