GUANGZHOU – Di balkon seluas 5 meter persegi di apartemen milik Zhong Liu terdapat sebuah kebun mini yang dipenuhi tanaman lemon, tomat, terung, blueberry, dan mint.
Gaya hidup perkotaan Zhong yang terkesan asri itu dimulai pada 2020 ketika warga diharuskan bekerja dari rumah karena epidemi COVID-19.
“Awalnya saya menanam bawang putih, karena saya tidak ingin membuangnya. Bawang itu bertunas dan berakar hanya dalam tujuh atau delapan hari. Itu membuka sebuah dunia baru bagi saya,” kata ilustrator muda yang tinggal di Kota Shenzhen, pusat perekonomian di Provinsi Guangdong, China selatan, itu.
Zhong tidak sendirian. Semakin banyak kaum muda perkotaan yang memiliki hobi menanam sayuran di balkon mereka karena bekerja dari rumah mengubah kehidupan banyak orang di daerah perkotaan di seluruh China.
Pada kuartal pertama tahun ini, penjualan benih sayuran di Tmall Taobao meningkat drastis secara tahunan (year on year), dan jumlah pembeli benih naik lebih dari 100 persen selama tiga tahun berturut-turut, menurut laporan yang dirilis oleh Taobao, raksasa platform e-commerce China.
Beijing, Shanghai, dan Hangzhou menjadi kota-kota dengan jumlah pembeli benih tertinggi di China, imbuhnya.
Zhong mulai membagikan pengalamannya di platform media sosial tahun ini, yang membuat wanita itu memiliki lebih dari 100.000 pengikut. Dalam sebuah grup obrolan yang terdiri dari lebih dari 100 penggemar kebun balkon di seluruh negeri, mereka berbagi tentang pertumbuhan tanaman sayuran mereka setiap hari, mendiskusikan tanaman apa yang lebih cocok ditanam di balkon, juga tentang cara pemupukan dan penyerbukan tanaman.
“Berkebun di balkon dapat menyembuhkan (kepenatan) kehidupan kaum muda perkotaan yang sibuk. Kami menabur dan menantikan panen, dan merasakan kebahagiaan momen-momen indah seperti di pedesaan,” tutur Zhong.
Pihak pengelola kota dan organisasi sosial di China juga mencari metode baru untuk membangun kembali hubungan antara penduduk kota dengan alam melalui kebun sayuran.
Pemerintah Kota Guangzhou, ibu kota Guangdong, pada Maret lalu meluncurkan sebuah proyek kebun sayur kota, menyediakan benih dan alat berkebun serta mengorganisir ahli pertanian untuk memfasilitasi tanya jawab daring bagi penduduk setempat, sebagai upaya mendorong anak-anak perkotaan untuk berinteraksi dengan alam melalui berkebun di balkon.
“Di kota-kota, masyarakat perlu bergaul dengan alam. Mereka akan dipulihkan secara spiritual selama proses mendekatkan diri dengan tanah, benih, dan tanaman. Hubungan orang tua-anak juga dapat diperkuat dengan bersama-sama mengikuti kegiatan itu. Aktivitas berkebun masyarakat juga mendorong komunikasi antarindividu, dan membuat lingkungan menjadi harmonis,” kata Li Xiangyang, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Pertanian Guangzhou. [Xinhua]