WELLINGTON – Hujan deras dan banjir yang menurut para ahli cuaca merupakan kejadian “sekali dalam 100 tahun” terus melanda Pulau Selatan di Selandia Baru pada Senin (31/5), setelah hujan lebat terus mengguyur sepanjang hari dan malam sejak Minggu (30/1).
Selain memicu banjir yang parah, hujan deras juga menyebabkan evakuasi lebih dari 240 rumah, pemadaman listrik, dan naiknya permukaan air di sejumlah sungai. Beberapa jembatan pun terlihat rusak akibat diterjang banjir.
Di beberapa bagian timur Christchurch, kota terbesar di wilayah Canterbury, sungai-sungai tampak mengalir deras setelah hujan lebat tanpa henti mengguyur wilayah tersebut. Beberapa sekolah terpaksa ditutup pada Senin akibat risiko banjir yang tinggi di daerah sekitarnya.
Lebih dari 1.000 rumah mengalami pemadaman listrik di seluruh Christchurch pada Minggu malam, di tengah terpaan cuaca dingin yang menyertai hujan lebat. Sekitar 100 dari rumah tangga ini masih mengalami pemadaman listrik hingga Senin.
Otoritas setempat mengumumkan status keadaan darurat lokal untuk seluruh wilayah Canterbury di Pulau Selatan. Warga juga disarankan untuk tetap berada di rumah guna menghindari penutupan akses jalan dan risiko banjir.
Menurut otoritas cuaca nasional Selandia Baru, MetService, peringatan level merah dicabut untuk wilayah Canterbury pada pukul 19.00 waktu setempat, setelah curah hujan mulai mereda pada Senin malam.
Peringatan level merah di negara tersebut “dikeluarkan untuk sistem cuaca paling ekstrem yang dapat menyebabkan gangguan yang meluas dan dampak yang parah,” kata MetService.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Wellington. (XHTV)