KAMPALA – Sebanyak empat orang pada Selasa (23/3) ditahan sehubungan dengan kematian enam ekor singa di Taman Nasional Ratu Elizabeth di Uganda barat, ungkap sebuah badan konservasi milik pemerintah.
Otoritas Margasatwa Uganda (Uganda Wildlife Authority/UWA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keempat orang tersebut ditahan di Distrik Kanungu, bersama dengan empat kepala dan 15 kaki singa yang mati dibunuh itu.
UWA melaporkan bahwa enam ekor singa pada Jumat (19/3) lalu mati diduga akibat diracun.
“Para tersangka mengantar tim keamanan ke lokasi di mana tiga kepala singa disembunyikan di sebuah pohon dan kepala singa keempat dikubur beserta 15 kaki singa di bawah pohon yang sama. Para tersangka menuturkan mereka menjatuhkan satu kaki singa di taman nasional tersebut,” kata pernyataan itu.
“Sebanyak tiga botol berisi bahan kimia yang biasa dikenal sebagai Furadan dan sebuah jeriken dua liter yang berisi lemak singa ditemukan di sebuah perkebunan pisang. Dua tombak, satu parang, dan satu jaring berburu ditemukan tersembunyi di sebuah halaman,” tambah badan konservasi itu.
Keempat tersangka ditahan dalam sebuah operasi gabungan militer, kepolisian, dan petugas jagawana UWA.
UWA mengatakan keempat tersangka tersebut akan dihukum atas tindakan keji mereka.
Insiden pada Jumat itu bukan kali pertama singa-singa dibunuh dengan racun di Uganda. Pada 2018, sekitar 11 ekor singa diracun hingga mati di taman nasional yang sama oleh masyarakat sekitar usai binatang buas tersebut diduga membunuh ternak mereka.
Para pejabat mengatakan sebelum kematian 11 singa pada 2018, Uganda diperkirakan memiliki 400 ekor singa, dengan 100 di antaranya menghuni Taman Nasional Ratu Elizabeth.
Singa menjadi daya tarik wisata utama di berbagai taman nasional di Uganda. Pariwisata merupakan penghasil devisa utama Uganda yang menyumbang hampir 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu. [Xinhua]