SANAA – Banyak warga Yaman mengunjungi Kebun Binatang Sanaa setiap hari untuk melihat macan tutul Arab, predator teratas di Semenanjung Arab dan salah satu jenis macan tutul terlangka di dunia.
Macan tutul Arab telah diklasifikasikan sebagai hewan yang “sangat terancam punah” oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sejak 1996. Para ahli biologi memperkirakan jumlahnya tercatat kurang dari 200 ekor di alam liar, dan populasi hewan itu semakin menurun.
Fouad al-Hersh, manajer Kebun Binatang Sanaa, pada Kamis (5/8) menuturkan kepada Xinhua bahwa dua ekor macan tutul Arab jantan di kebun binatang tersebut telah lama hidup tanpa pasangan betina. Garis keturunan kucing besar itu akan berakhir jika pihak kebun binatang tidak segera menemukan macan tutul betina untuk mereka.
“Kami berharap pihak otoritas dapat menemukan solusi dan mengatur untuk mengimpor beberapa ekor (macan tutul) betina,” ujar al-Hersh.
Yaman terjebak dalam perang saudara sejak akhir 2014 ketika pemberontak Houthi merebut kendali beberapa kota di wilayah utara dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional meninggalkan ibu kota Sanaa.
Koalisi pimpinan Arab Saudi telah menerapkan blokade ketat di sejumlah wilayah yang dikuasai Houthi, yang sebagian besar membatasi aktivitas impor dan ekspor.
Lumpuhnya perekonomian juga telah menimbulkan banyak kesulitan bagi kebun binatang yang dihuni lebih dari 1.600 hewan tersebut. [Xinhua]