ZHENGZHOU, 17 Februari (Xinhua) — Produsen mobil asal China BYD cabang Zhengzhou di Provinsi Henan, China tengah, berencana akan merekrut 20.000 karyawan pada kuartal (Q1) pertama tahun ini, yang menarik banyak para pelamar kerja setelah liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek.
Program perekrutan ini mencakup berbagai bidang, termasuk penelitian dan pengembangan (litbang) teknologi dan manufaktur, serta bertujuan untuk memperluas pengumpulan talenta perusahaan itu, menurut Ren Yongbin, manajer personel di BYD cabang Zhengzhou.
Guna mengakomodasi para pencari kerja, lokasi perekrutan tetap dilengkapi dengan area penyimpanan barang. Para kandidat yang lulus tahap wawancara dan pemeriksaan kesehatan akan menandatangani kontrak, menyelesaikan prosedur masuk, dan segera pindah ke asrama karyawan.
Banyak pelamar mengungkapkan optimismenya tentang prospek pertumbuhan BYD dan tunjangan karyawan, yang mencakup asuransi sosial, akses ke dana perumahan bagi para pekerja garis depan, serta akomodasi asrama gratis dan kantin bersubsidi.
Dou Yinlong (35), seorang penduduk asli Zhengzhou, berhasil mendapatkan pekerjaan setelah melihat iklan daring. Sebelumnya, dia bekerja sebagai teknisi pemeliharaan kendaraan di provinsi lain. Mengingat pabrik BYD hanya berjarak 10 menit berkendara dari rumahnya, Yinlong mengatakan kini dirinya dapat lebih mudah mengasuh ketiga anaknya.
Hingga awal Februari, sekitar 60.000 orang dipekerjakan di BYD cabang Zhengzhou, dengan lebih dari 90 persen di antaranya berasal dari Zhengzhou atau daerah sekitarnya. Pabrik ini merupakan basis produksi kendaraan terintegrasi paling besar milik BYD, yang memproduksi 545.000 unit kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) pada 2024. Angka itu meningkat 169,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Ekspansi BYD ini mencerminkan kebangkitan Zhengzhou sebagai pusat utama NEV. Data resmi menunjukkan bahwa output NEV di kota tersebut tumbuh 98 persen pada 2024, salah satu pertumbuhan output tercepat di tingkat nasional, seiring dengan berkembangnya rantai pasokan dan terbentuknya klaster industri.
“Berpusat di sekitar pabrik, kami bertujuan untuk mengembangkan pusat NEV yang mengintegrasikan manufaktur, layanan, dan ekspor,” ujar Zhang Hongliang, seorang pejabat Zona Ekonomi Bandar Udara Zhengzhou, tempat pabrik tersebut berada.
Saat ini, Zhengzhou juga menjadi basis utama bagi produsen mobil China lainnya, SAIC Motor. Di sana, SAIC Motor menjalankan operasi data dan ekspor serta produksi mobil penumpang terbesarnya di China. Pada Oktober tahun lalu, pabrik baterai NEV milik SAIC Motor, dengan total investasi 2 miliar yuan (1 yuan = Rp2.239), mulai berproduksi dengan kapasitas output sebanyak 300.000 set baterai daya.
Pertumbuhan sektor NEV di China terus mengalami percepatan, didukung oleh kebijakan, kemajuan teknologi, dan kolaborasi industri, kata Song Xiangqing, wakil kepala Asosiasi Ekonomi Perdagangan China, yang menjelaskan bahwa Zhengzhou telah memanfaatkan peluang-peluang ini.
Menurut data dari Asosiasi Manufaktur Mobil China (China Association of Automobile Manufacturers/CAAM), produksi NEV China mencapai total 12,88 juta unit pada 2024, dengan penjualan mendekati 12,87 juta, masing-masing naik 34,4 persen dan 35,5 persen (yoy).
Pada 2022, pemerintah Provinsi Henan mengeluarkan serangkaian pedoman untuk mempercepat pengembangan NEV, dengan memusatkan industri tersebut di Zhengzhou. Dalam laporan kerja pemerintah Provinsi Henan tahun ini, mereka berkomitmen untuk mendukung produsen-produsen mobil seperti BYD, SAIC Motor, Chery, dan Yutong, dengan tujuan untuk memfasilitasi produksi dua juta kendaraan, termasuk 1,4 juta NEV.
“Ini bukan hanya tentang pengembangan industri, hal ini berarti lebih banyak pekerjaan,” ujar Fan, memaparkan bahwa Henan memiliki lebih dari 10 juta pekerja migran. “Industri otomotif memungkinkan lebih banyak dari mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.” Selesai